30.11.04

Alhamdulillah!

Dian Sastro:
disaat waktu berhenti...kosong
dimensi membutakan mata,memekakkan telinga
lalu diri menjadi hampa
saat paradigma dunia tak lagi digunakan untuk menerka*
sadarku akan hadirmu,mematahkan sendi2 yang biasanya tegak berdiri

Yassin:
ult li albi bissaraha (I'm opening up my heart with honesty)
hayya nab'idil karaha (Let's avoid the hated and hatred)
syakkireena a' kulli ni'ma (Let's remain thankful with what we have)
ba' ideena anil fattana (Let's avoid all lies and sins)

Malique:
merenungi luar jendela,mengagumi kebesaran yang Maha Esa
ku menilai kehidupan dari sudut berbeza
tak memadai hanya kecapi rasa selesa
maukan harta yang mampu beli 1 semesta
berpesta ke pagi botol bergelimpangan
kekasih muda bukan takat berpegang tangan
harta dan jamuan nafsu tidak berkekalan
bila menjelang tua bukan itu jadi bekalan
dan jangan puisi ini disalah tafsir pula
bukan berkhutbah cuma betuli diri jua
ingin hidup sempurna aset nilai berjuta,
saling tukar wanita,senyum dan mati tua
bakat dikurnia jangan disalah guna
jangan kufur nikmat yang diberi percuma
guna kelebihan untuk hikmah bersama
jagalah nama hidup penuh pementasan dan drama
ada berisi ada yang kurus,ada melencong ada yang lurus bukan semuanya tulus
ada sempuna ada kurang upaya ada yang jadi buta hanya bila sudah kaya
sebesar rumah bermula dengan sekecil bata,boleh hilang dalam sekelip mata
ucaplah alhamdulillah bukannya sukar, kerna semua nak kaya atau besar
tetap Allahuakbar!!!

Joe Flizzow:
jadikanlah ku tentera Fisabilillah yang tertera di kalimah harap memanduilah
entah apabila persimpangan tiba,hidup penuh rintangan harus kuhadapinya
harapku tidak terlupa diri bila gembira,dan cuma mula mencari kau disaat hiba
ku cuma manusia penuh dengan kesilapan tapi bisa membezakan cahaya dan kegelapan
tabah bila dihalangan duri onak dan cobaan
teguh bila dicobakan keruh kuasa dan perempuan
sentiasa legar diminda,dikejar dan dipinta dari zaman bermula hingga ke akhirnya
ku mengerti siapa ku tanpamu disisi dan apa guna posesi juga posisi
sementara ini cuma hanya puisi,nukilan tulisan dan bisikan isi hati
mencari keterangan,menjiwai peranan menepati pesanan janji juga saranan
alhamdulillah atas kurniaan rezeki,moga tidak terleka dalam perjalanan ini

Ahli Fiqir:
aku yang memandang di dalam lubuk hati,mencari-cari zat rahsia yang katanya tersembunyi
aku yang melihat alam meliputi wujud menyertai lalu ku pindahkan alam ke dalam mata hati
aku hakiki,aku mengerti segala yang terjadi di langit dan di bumi
gunanya tiada fantasi, pelik dan benar,qada' dan qadar kau berilah ku kekuatan
agar dapat ku hindarkan segala kesesatan
usah kau biar nafsuku terliur dari pandangan majazi ini,
aku yang hodoh lagi hina amat benar merindui
moga cahaya lailatul tak membutakan mataku,semoga segala puji tak ku meninggi diri
moga segala janji dapat juga ku penuhi,moga dapatku hadapi tikaman dari belakang
lidah setajam pisau, ku tidak akan risau dengan cabaran sepanjang perjalanan
ku pasrah ku akur 7,8,6 Alhamdulillah Syukur...

Dian Sastro:
sujudku pun takkan memuaskan inginku
'tuk hanturkan* sembah sedalam kalbu
adapun kusembahkan syukur padamu ya Allah
untuk nama,harta dan keluarga yang mencinta
dan perjalanan yang sejauh ini tertempa
alhamdulillah pilihan dan kesempatan
yang membuat hamba mengerti lebih baik makna diri
semua lebih berarti akan mudah dihayati
Alhamdulillah,Alhamdulillah,Alhamdulillah....
(Alhamdulillah - Too Phat feat. Dian Sastro, Yassin, Ahli Fiqir)

Great song...


Waiting for...

Waiting... could be dull, could be fun, could also show how loving and caring you are.

Few months a go, I was often waiting for my mother shopping... dull? Of course! Fun? Not at all! Showed how loving and caring I was? Well, it depended on my mood that time :) But, did you ever think, how dull, how painful that our mothers had felt while giving us birth?

Now, I'm waiting for my three millions particles being simulated... extremely dull, but guess what? Those bloody particles could make my future!

Waiting until the rain outside fade out, while I'm stucked in the lab...

In the end, everybody in this world is waiting for the same thing, though...

Life is all about waiting, anyway...

whatta terrible language!

28.11.04

Dateng ngga ya?

Dateng ngga ya? malam ini ada resepsi pernikahan saudaraku di antapani. Ortu dah dateng dan nginep di hotel Kartika (naik pangkat dari yang pekan kemarin, losmen, hehe)...

Sebenernya males, kan aku dah dateng pekan kemarin di acara akad nikahnya... apalagi aku masih flu, takutnya contageus...:(

Tapi kalo ngga dateng, i would have missed kambing guling... yummy! I like it a lot!

jadi laper, udahan ah!

27.11.04

New Look

Dari dulu saya penasaran, gimana cara nampilin link-link blog temen-temen atau situs yang lain. Setelah melalui trial and error, akhirnya saya tau kalo kita harus milih template yang tepat supaya mudah nampilin link2-nya... and now, tadaaa! here's my new blog's face... more simple and brighter :)

dan yang lebih penting, saya bisa nampilin blog temen-temen saya (yang keren-keren abis!) di blog saya, plus situs-situs favorit including my fave english football club: Arsenal!

Feature-feature lain, seperti hit counter, etc, will be coming soon! I have to learn first ;p

24.11.04

Oase

Pagi jelang siang... saya sangat kelelahan mendorong vespa yang tiba-tiba mati mesin. Terpaksalah saya dorong dari depan Borromeus sampai bengkel motor langganan di Dipati Ukur. Fiuhhh, saya mandi yang kedua kalinya hari ini... mandi peluh! Mungkin ini semacam 'hadiah' dariNya, karena saya memang jarang olahraga, hehehe...

Selepas dari bengkel, saya memutuskan untuk sarapan ketupat sayur di Pondok Kapau, hanya beberapa meter dari bengkel. Selagi ketupat sayur dibuat oleh si Uni, saya membeli harian PR. Dan, ditemani sepiring ketupat sayur dan jus mangga yang ternyata asam :(, saya mulai membolak-balik halaman surat kabar.

O oh.. subhanallah! Pada berita foto terlihat seorang wanita berjilbab lebar sedang tilawah AlQur'an. Kedengaran biasa ya? Yang tak biasa adalah, ia tilawah di tengah hiruk pikuk pembukaan kembali Bursa Efek Jakarta (BEJ). Yup, ia adalah seorang pialang saham.

Bagaikan oase di tengah gurun. Saya tersenyum, dan tak terasa... lelah pun hilang :)


Gesundheit!

Kamis malam, 18/11/2004,
Di sebuah hotel (lebih tepatnya losmen), aku tidur seranjang dengan ayahku, sedang ibuku tidur di ranjang terpisah. Ayah sering terbatuk-batuk dalam tidurnya.

Jum'at, 19/11/2004,
Tenggorakanku terasa gatal, namun aku tak begitu mempedulikannya. Aku terus asyik mengambil gambar suasana akad nikah saudaraku pada sebuah masjid di Antapani... sampai akhirnya batere kamera habis tepat setelah pengucapan ijab kabul.

Sabtu, 20/11/2004,
Bangun tidur, hidungku penuh dengan lendir, membuatku sulit bernafas... disertai batuk-batuk berdahak. Akhirnya, aku kena flu!

Ahad, 21/11/2004,
Cairan masih memenuhi saluran pernafasanku, batuk juga makin meradang... untungnya aku tidak demam. Seorang teman mengajakku nonton 'A Shark Tale' di CiWalk... akhirnya kami bertemu di sana lewat tengah hari. Oh no... 'A Shark Tale' tidak diputar disini! "The Incredibles aja deh!", saranku. "yaa, gw dah nonton di Jakarta", kata temanku. "Resident Evil mo ngga?" "Tapi gw blom nonton yang pertamanya. Lagian kok sepi ya antriannya?" Kulihat, 'Virgin' panjang sekali antriannya. "hmmm, virgin aja yuks!" "OK!".

Dua setengah jam kemudian, kami keluar dari teater. "hiks, nyesel gw!" Temanku hanya tertawa-tawa.

Malamnya, aku dapat sms dari temanku itu. "Gimana pilek lo, enaknya minum yang anget2". Hmm, good advice. Aku pergi ke dapur membuat teh manis hangat... Alhamdulillah! Lalu kubalas sms-nya. "Eh, elo ketularan gw ngga?" "hmm, idung gw dah mulai gatel2 nih. Tenang aja, klo gw pilek, gw minum es sebanyak2nya!" Uhh, dasar bandel ni anak! Oh my God, gw dah nulerin ke orang lain... feeling guilty :(

Senin, 22/11/2004,
Bangun tidur, hidungku masih mampet, batuk berdahak juga masih terus membahana...

Selasa, 23/11/2004,
The same... :(

Gesundheit ist teuer...

Fuer Tita, entschuldigung!

21.11.04

USA, when will you be at our side?

I Pledge Allegiance to the flag of the United States of America and to the Republic for which it stands, one Nation under God, indivisible, with liberty and justice for all.

Behind all the irritating and unsatisfying USA's international policies, we find so many religious things from american people and the USA government. As stated in The Pledge of Allegiance above (one nation under God), we could also read the statement on a piece of a dollar: In God we Trust.

The newest fact can be seen in the presidential election. President George Walker Bush was reelected. According to some local polls and surveys before and after the election, the US international policy, such as the invasion to Iraq, was not the main issue that could affect the voters' decision. Most of the voters considered the moral issues which was the top theme of President Bush's campaign beside the issue of local and international security.

As we have known, President Bush as a Republican and John Kerry as a Democrat have different opinions about most of moral problems like abortion and homosexuality. Bush strictly disagree, while Kerry doesn't. And so far, unlike The Democratic National Committee, The Republican National Committee, where Bush belong, has the conservative opinions and policies regarding those kinds of moral issue. Few months ago, President Bush was hardly trying to cancel the state of Massachusets new regulation which allow homosexual marriage.

And of course, the Jews connection holds the vital role of Bush winning. With Bush by its side, the State of Israel will remain safe, and together they try to haunt and dominate the moslem world with their magic words: war on terrorism as their mask.

We, as moslems, surely hope the leaders like George Washington and Benjamin Franklin to be reborn and bring USA to its glory with Islam. May be tomorrow, the day after tomorrow, or hundred years after tomorrow.

Or should we have the moslems connection like jews?

They (the Jews) work more effectively against us, than the enemy's armies. They are a hundred times more dangerous to our liberties and the great cause we are engaged in... It is much to be lamented that each state, long ago, has not hunted them down as pest to society and the greatest enemies we have to the happiness of America. (George Washington).

If you do not exclude them from these United States, in their Constitution, in less than 200 years they will have swarmed here in such great numbers that they will dominate and devour the land and change our form of government, for which we Americans have shed our blood, given our lives our substance and jeopardized our liberty. (Benjamin Franklin).

Dedicated to all of american moslems. Brothers and sisters, keep fighting!

G-Pet

Hari pertama penataran P4 di SMUN 1 Bogor... saya berkenalan dengan seorang teman baru, bertubuh gempal, dengan jenggot tipis masa puber menghiasi dagunya. "Saya Gusti, kamu siapa?" Di kemeja SMP-nya tertulis Gusti G.G.P. Wow, pasti nama yang panjang. Dan benar saja. Nama lengkapnya: Gusti Gevaert Gondewa Putra. karena agak rancu memanggilnya Gusti, akhirnya anak-anak kelas kami pun (entah siapa yang memulai) sepakat memanggilnya Gepet, simplifikasi dari Gevaert. Saya sudah lupa arti dari Gevaert, tapi yang jelas merupakan arti yang baik. Gepet ini orang sunda tulen, dan memang selain orang minang, menurut hipotesa saya, orang sunda senang memberi nama anaknya dengan istilah yang nyentrik. seperti juga nama seorang teman SMP saya yang juga sunda tulen, namanya: Tassos Tonitho Sicarra. Entahlah apa artinya, saya tak pernah menanyakannya.

Gepet, merupakan sosok yang menyenangkan, banyak disukai teman-teman, tidak hanya kelas kami, tapi juga kelas-kelas yang lain, bahkan lintas angkatan. Seorang teman yang asyik diajak diskusi, mulai dari masalah agama sampai masalah sepakbola. Bahkan (dulu) kami punya klub favorit yang sama: ARSENAL (hidup!). Dan kalau soal sepakbola, ia juga tidak hanya pandai berkomentar (seperti saya), namun juga unggul di lapangan (aspal dan hijau). Ketika kelas kami bertanding, ia selalu masuk starting line-up, dan sering menginspirasikan terjadinya gol, bahkan cukup sering mencetak gol. Padahal ia sering ditempatkan sebagai back, berbekal tubuhnya yang gempal.

Ia juga aktif di DKM, dan saya pun salut dengan prinsipnya waktu itu (sampai sekarang) yang tidak ingin hanyut dalam problematika anak-anak muda, seperti pacaran. Waktu itu pun saya masih ingin untuk pacaran, bahkan sampai ngecengin teman sekelas sampai adik kelas, hehehe... alhamdulillah, niat saya ngga kesampaian.

Saya juga salut dengan keteguhannya menggapai cita-citanya, menjadi seorang dokter. Ia pun berkelana sampai kota Jember, karena universitas setempat baru membuka fakultas kedokteran. Maka, setelah melewati ujian saringan, ia pun diterima sebagai mahasiswa kedokteran di sana.

Jum'at dinihari kemarin, saya cukup kaget begitu menerima SMS dari seorang teman. "sabtu 20nov, gepet nikah. ini beneran loh!" God, mendadak sekali kabarnya. padahal pada malam itu saya baru tiba di Bandung.

Yang jelas, saya pun salut dengan keputusannya untuk menunaikan separuh agamanya: menikah. Dan dalam relung hati saya, sebenarnya tidak terlalu kaget, karena seorang Gusti Gevaert Gondewa Putra yang saya kenal sejak 7 tahun lalu adalah sosok hanif yang memiliki keteguhan hati untuk tetap melangkah dalam koridor agamanya.

Pet, walau kecil kemungkinan lo baca ini, gw tetap ngucapin selamat buat elo. Selamat menempuh hidup baru, selamat membangun keluarga sakinah mawaddah wa rahmah, semoga terlahir mujahid dan mujahidah yang siap mengubah dunia!

20.11.04

Met Hari Raya!

Taqabbalallahu Minna wa Minkum
Shiyaamana wa Shiyaamakum

Taqabbal yaa Kariim!

13.11.04

ich denke, dann bin ich!

Ini ungkapannya seorang filosof Perancis, Rene Descartes. Bahasa latinnya: cogito ergo sum. In english means I think, therefore I am. Und auf deutsch bedeutet es: ich denke, dann bin ich.

Kalimat sederhana, namun bermakna sangat dalam, mengenai hakikat kita sebagai manusia.

Siehe, in der Schoepfung von Himmeln und Erde und in dem Wechsel von Nacht und Tag sind wahrlich Zeichen fuer die Verstaendigen. (Ali Imran: 190)


7.11.04

Manusiawikah...?

Seringkali saya mengeluhkan tentang kualitas transportasi masal di negara kita ini, yang bagi saya amat sangat tidak manusiawi. Pasti anda pernah mengalami ketika naik angkot, supir angkot memaksakan penumpang untuk naik, padahal kondisi dalam angkot sudah penuh sesak sampai sulit bernafas. Apalagi ketika ada orang-orang tak tahu diri yang seenaknya menghembuskan asap rokok di tengah suasana yang berjubel. Bagi yang sering menggunakan jasa KRL ekonomi jabotabek, yah tahu sendiri lah seperti apa keadaannya, terutama pada jam berangkat dan pulang kerja. Saya pernah mengalaminya, ketika penumpang terus mendesak masuk ke dalam gerbong pada saat keadaan dalam gerbong sangat penuh. Uhh, rasanya seperti dikubur hidup-hidup! Belum lagi orang-orang yang mencoba mengais rejeki dengan berdagang asongan, mengamen, dan meminta-meminta. Bayangkan, di tengah densitas penumpang yang begitu padat, kok ya sempat-sempatnya gitu loh... Tapi saya sama sekali tidak menyalahkan mereka, karena ini adalah kesalahan sistem.

Jum'at kemarin, KA Parahiangan yang saya tumpangi lewat stasiun Jatinegara. Dari jendela saya melihat sebuah KRL ekonomi tengah melintas, sepertinya menuju Bekasi. Dalam gerbong terlihat tidak begitu ramai oleh penumpang. Namun di atap kereta terlihat banyak orang yang sedang menumpang. Beberapa di antara mereka malah asyik tidur-tiduran dengan tenangnya di atap kereta yang tengah melaju.

Saya bingung, sarana transportasi yang tidak manusiawi, atau memang rakyat kita yang tidak ingin diperlakukan seperti manusia???

1.11.04

Tolong...!

Namanya Pak Kurdi. Pekerjaannya sehari-hari adalah tukang tambal ban di pinggir sebuah jalan di kota Jakarta. Anak lima, istri sedang sakit sejak dua tahun lalu, dan penghasilan yang tidak tetap. Tubuhnya kecil. Sayang, nasibnya tak seberuntung Ucok Baba, atau Oni Syahrial.

Suatu hari, ia kedatangan seorang pemuda menuntun sepedanya yang rusak. Rantainya copot dan ban belakang kempes. Pemuda itu mengaku tidak membawa uang, sedang ia harus cepat-cepat ke rumah saudaranya. Ia memohon agar sepedanya diperbaiki secara cuma-cuma. Pak Kurdi termenung sejenak. Akhirnya ia memutuskan untuk memperbaiki sepeda pemuda itu. Pak Kurdi tak banyak bicara, dan langsung memperbaiki sepeda itu. Namun tampak dari sorot matanya secercah keikhlasan. Bayangkan, ia rela menolong seorang pemuda tak dikenal, di kota besar seperti Jakarta, tanpa menuntut imbalan apapun. Bertubuh kecil, namun berhati besar...

Itu adalah cuplikan sebuah reality show di sebuah televisi swasta, yang bertujuan untuk mengetes keikhlasan seseorang untuk menolong orang yang memerlukan. Tentu saja, pemuda tersebut di atas adalah aktor. Dan akhirnya, pak Kurdi mendapatkan hadiah sejumlah sejuta rupiah dari aktor tersebut. Well, orang-orang yang ikhlas memang sering mendapat rizki yang tak disangka-sangka datangnya.

Dalam kejadian yang lain lagi, ada dua orang yang berada di lokasi terpisah. Seorang gadis cantik dan seorang pemuda gagap. Keduanya memiliki tugas sama, yaitu menyetop pengendara motor untuk dimintai pertolongannya membonceng kedua orang itu untuk mengantar sebuah parcel. Mudah ditebak, sang gadis selalu dapat pertolongan, sampai satu, dua, tiga orang pengendara motor. Sebaliknya, si pemuda gagap selalu ditolak mentah-mentah sampai satu, dua, tiga pengendara motor. Skor 3-0 untuk sang gadis. Akhirnya, si pemuda menyetop seorang pengendara, kelihatannya seorang bapak, dan ia bersedia mengantar pemuda itu ke tempat tujuan. Sesampainya di tempat, pemuda itu membuka kedoknya (yang pura-pura gagap) dan memberi hadiah bingkisan kepada bapak itu.

Ditengah pelbagai macam reality shows yang penuh kesia-siaan, sepertinya acara ini mampu menghadirkan tontonan yang penuh hikmah kepada masyarakat. Setidaknya, kita dapat mengetahui potret karakter rakyat kebanyakan, di tengah gelombang materialisme yang semakin mengganas, apakah masih tinggal seberkas keikhlasan dalam hati-hati kita...