1.7.05

hukum cambuk di aceh: sebuah pelecehan!

yup, benar... hukum cambuk yang baru-baru ini diterapkan kepada para penjudi kelas teri di aceh memang benar-benar sebuah pelecehan syari'at islam! bayangkan, di manakah konsistensinya jika penjudi togel macam mereka dikenai hukum cambuk, sedangkan seorang Puteh yang mencuri miliaran uang rakyat hanya dikurung beberapa tahun, bukannya dipotong tangan? inilah sebuah contoh penerapan hukum islam yang parsial atau setengah hati!

lalu terungkap fakta baru, jaksa meminta uang kepada para penjudi sebagai ganti pelaksanaan hukum cambuk. hasilnya, bandar judi yang tertangkap segera bebas ketika ia menyetor 25 juta rupiah kepada jaksa, dan penjudi lainnya dibebaskan dari kurungan walaupun tetap dicambuk setelah masing-masing menyetor 800 ribu rupiah. nah, apa bedanya hal ini dengan polantas yang menawarkan 2 pilihan ketika menangkap pelanggar lalulintas: damai atau tilang?

bukan main, sudah pelaksanaan hukum islam yang setengah-setengah, ditambah pula mental penegak hukum yang busuk macam itu. apakah ini bukan pelecehan?!

entering the new phase

Udah 2 pekan ini aku bolak-balik jakarta-bogor-bandung... duh, ternyata bertahan hidup itu cukup sulit ya, apalagi di kota jakarta, yang tak mengenal lagi belas kasihan. aku jadi paham gimana kedua orangtuaku dulu (bahkan sampai sekarang) banting tulang untuk menghidupi keluarga.

sejak 2 pekan lalu aku mengikuti training portfolio analyst di sebuah perusahaan pialang berjangka komoditi di jakarta, tepatnya di bilangan kuningan. walaupun statusnya masih freelance dan digaji berdasarkan komisi, tapi lumayanlah sambil nunggu panggilan lain dan wisuda yang masih 23 hari lagi. ditambah lagi mesti urus administrasi buat wisuda ntar yang ngga bisa diwakilkan, mengharuskan aku untuk bolak-balik bogor-bandung hanya untuk sebuah tandatangan... fiuh!

sebenarnya aku masih berat pisah sama kota bandung. tak peduli sekumuh dan semacet apa pun, ternyata kota ini masih jauh lebih layak dijadikan tempat tinggal dibandingkan jakarta atau bogor. aku jarang sekali mengeluarkan keringat di bandung (kecuali ketika aksi, hehe), namun ketika di jakarta, naik turun bus, kopaja, krl, praktis keringat selalu mengalir deras! bagi orang bandung yang akan beraktivitas di jakarta, wajib untuk membawa 1-2 pak tisu or saputangan untuk mengelap keringat yang terus mengalir, hehe.. tentu kita tidak ingin mengotori kemeja kita untuk menyapu keringat kan...?

aku juga masih berat pisah dengan sahabat-sahabatku di bandung... uh, apalagi setelah 5 tahun lebih berbagi senang dan susah, visi misi, curhat-curhatan, belajar bersama sehari sebelum uas, bikin kebetan, nonton bola, thomas cup, motogp bareng, bahu-membahu mendorong vespaku yang mogok dari cikapayang-tubagus... rasanya akan terus terkenang sampai kapan pun! namun bagaimanapun peristiwa-peristiwa itu takkan dapat terulang lagi, dan episode-episode baru dalam hidup kita pun akan selalu datang silih berganti...

seorang sahabat pernah berkata; "suatu saat ketika kita berkumpul lagi, bersama istri dan anak-anak kita, akan banyak sekali cerita-cerita masa lalu yang kita bicarakan bersama, dan akhirnya kita dapat tertawa-tawa lagi seperti dulu."

...hmmm, kayaknya seru ya!