31.1.05

hape dan ngajar...

wah, liburan gini... hp-ku bener2 bisa rehat. pulsa awet, batere juga tahan. sebenernya ada seorang temen yang suka kirim2 sms or miskol-miskolan, tapi belakangan ini dia memutuskan untuk melakukan penghematan... and guess what, ujung-ujungnya dia 'nyalahin' aku atas tuduhan 'menghisap' pulsa dia (hiks hiks, gpp deh, emang ada benernya juga sih...). jadi nampaknya masa-masa itu sudah berakhir.


bbrp hari yang lalu si dia sempet sms, sepertinya bermaksud ngajak diskusi gitu deh... tapi tanggapan dari aku kayaknya nggak seperti yang dia harapkan. hehehe, tolong maafkan saya deh... saya punya mood emang sedang nggak menentu saat itu. eh, tau nggak, ternyata kosakata handphone itu bukan kosakata baku bahasa inggris loh... coz orang inggris or amrik biasa nyebutnya mobile phone atau cellphone. coba aja deh kalo nggak percaya, tanyain ke orang bule: hey man, nice HP u have! pasti dia terbengong-bengong dah... hehehe!

aduh, ni bener2 curhatan nggak penting banget deh... coz aku lagi kesepian nih, kosan sepi buanget, kayak kuburan aja... masih pada betah di kampungnya masing-masing. tapi jum'at kemarin aku dapet pengalaman baru loh: ngajar privat anak smp di al manar. sebenernya ditawarin ngajar anak kelas 3 smu, tapi masih kurang pede euy, apa ni otak masih inget ye? (bener-bener payah!). tapi lumayanlah, aku lumayan terhibur juga ama tingkah polah anak-anak itu. mereka masih kelas 1 smp, jadi masih kentara banget sifat2 sd-nya, masih suka heureuy. ada dua anak, cewek dan cowok. yang cewek namanya vina, yang cowok namanya mufti. lagi tengah2 ngajar, mufti nanya: "kak, kenapa sih magnet cuma bisa narik besi aja?" glek! bener2 malu-maluin banget, soalnya aku sempet lama mikirnya sebelum jawab pertanyaan tu anak. aduhmak, musti banyak2 introspeksi nih, apakah aku layak menyandang gelar S.Si??

o iya, di al manar itu aku ketemu lagi dengan akhwat mantan seniorku di ISC, namanya teh $$$$$. ternyata dia dah lama ngajar biologi di al manar. waks, ternyata teteh itu masih nampak ******.


28.1.05

Tentang Aceh

Sejak musibah tsunami menimpa saudara-saudara kita di Aceh, saya jadi berniat untuk membuat sebuah tulisan tentang kilas balik Aceh yang dahulu merupakan sebuah negeri berdaulat: Kesultanan Aceh Darussalam. Sebuah kerajaan di bawah naungan Islam yang pernah mencapai masa-masa keemasannya dalam bidang dakwah Islam, kekuatan militer, dan perdagangan. Tulisan ini sebagian besar bersumber dari koleksi Ensiklopedi Islam saya dan beberapa situs internet luar negeri. Sebelumnya, izinkan saya mempersembahkan sebuah pantun,

Chik Sofyan asal Banda
ke Langsa jalan kaki
tulisan hamba tak seberapa
jikalau hina janganlah dimaki :)

Aceh: Sebuah Kilas Balik

Aceh menangis, porak poranda

Aceh menangis, porak poranda. Ratusan ribu orang tewas dan hilang ditelan ganasnya gelombang tsunami. Sedangkan ratusan ribu lainnya berada dalam pengungsian dengan masa depan yang belum menentu. Banyak orang berkata, kehidupan seperti roda pedati. Ada kalanya di atas, ada kalanya pula di bawah.

Sejak era kemerdekaan sampai sekarang, Aceh memang kerap kali dirundung nestapa. Pengorbanan rakyat Aceh yang menyerahkan perhiasan dan harta benda mereka untuk ditukar dengan sebuah pesawat udara pertama yang bangsa ini miliki, Seulawah, dibalas dengan air tuba oleh elit pemerintah di Jawa. Aceh sempat dijadikan sebuah keresidenan di bawah provinsi Sumatera Utara pada era Bung Karno dahulu. Pembagian kekayaan yang tidak seimbang antara daerah dengan pusat pemerintahan memicu terjadinya pemberontakan oleh rakyat Aceh yang dipanglimai Teungku Daud Beureuh. Pemberontakan mereka akhirnya ditumpas habis oleh militer dan Daud Beureuh diganjar hukuman atas tuduhan makar.

Ketidakadilan itu terus berlanjut hingga era orde baru. Pemberontakan tetap bergejolak, kali ini oleh kelompok yang menamakan dirinya Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Hal ini memaksa pemerintah pusat memberlakukan Daerah Operasi Militer (DOM). Alih-alih menjaga keamanan, militer menjadi ancaman baru bagi segenap rakyat Aceh. Banyak warga sipil tak bersalah yang ditangkap dan diculik oleh militer. Ribuan perempuan jadi janda dan ribuan anak jadi yatim. Banyak pula perempuan Aceh yang diperkosa oleh oknum-oknum militer. Aceh merana.

Kembali ke masa lima abad yang lalu, mungkin orang-orang pada masa itu tak akan ada yang mengira bahwa Aceh akan terpuruk seperti sekarang ini. Tahun 1514, telah berdiri sebuah kerajaan berdaulat di bawah naungan Islam di ujung pulau Sumatera bernama Kesultanan Aceh Darussalam dengan Ali Mughayat Syah sebagai sultan pertama. Dalam kitab Bustan as-Salatin, kitab kronik raja-raja Aceh, disebutkan bahwa Sultan Ali Mughayat Syah mendirikan Kesultanan Aceh sebagai pengganti beberapa kerajaan Islam sebelumnya, seperti Samudera Pasai, dan kemudian Malaka yang telah jatuh ke tangan Portugis, dan mempersatukan dua kerajaan kecil, Mahkota Alam dan Darul Kamal. Pusat Kesultanan adalah Banda Aceh Darussalam, yang juga disebut Kuta Raja.

Dalam perkembangannya, Aceh dikenal dengan armada militernya yang kuat. Armada Portugis yang dipimpin oleh Jorge D. Brito menyerang Aceh pada 1521, namun pasukan Aceh di bawah pimpinan Sultan Ali Mughayat Syah berhasil mengalahkannya. Lalu pada 1547 dan 1568, Sultan Alauddin al-Qahhar menginvasi Malaka yang dikuasai Portugis. Menurut seorang musafir Portugis, Mendez Pinto, kala itu Aceh memiliki tentara dari berbagai negara, antara lain Turki, Cambay, dan Malabar. Sultan Alauddin juga telah membuka hubungan diplomatik dengan Kesultanan Turki Usmani. Tahun 1562, Sultan mengirim utusannya ke Istanbul untuk membeli meriam dari Sultan Turki.


Sultan Alauddin juga memelopori penyebaran Islam di pulau Sumatera. Ia mendatangkan ulama-ulama dari India dan Persia untuk menyebarkan dakwah Islam ke pedalaman Sumatera, mendirikan pusat dakwah Islam di Ulakan, dan membawa Islam ke Minangkabau dan Indrapura (sekarang wilayah Provinsi Sumatera Barat).

Aceh gilang-gemilang di bawah kekuasaan Sultan Iskandar Muda. Pada masa kekuasaannya, wilayah Aceh bertambah luas meliputi Sumatera Utara dan Semenanjung Malaya (kini Malaysia). Dengan armada militernya yang disegani, Aceh menguasai perdagangan lada di pesisir Sumatera Barat sampai Indrapura dengan Pariaman sebagai bandar terpentingnya. Sultan Iskandar Muda terus meneruskan perjuangannya mengusir Portugis dari Selat Malaka dan menguasai daerah-daerah penghasil lada. Penaklukan pada masa Iskandar Muda meliputi Pahang (1618), Kedah (1619), Perak (1620), dan kemudian Indragiri dan Batu Sawar, ibu kota Johor.

Sultan Iskandar Muda juga menjalin hubungan baik dengan daerah-daerah taklukannya di Semenanjung Malaya. Putrinya yang bernama Safiatuddin dinikahkan dengan seorang Pangeran Pahang, putra Sultan Ahmad Syah, Sultan Pahang. Kelak Iskandar Muda mewariskan mahkota sultannya kepada menantunya itu, yang setelah menjadi sultan bergelar Sultan Iskandar Tsani.

Sultan Iskandar Muda juga mendirikan Masjid Baiturrahman, masjid megah kebanggaan rakyat Aceh yang menjadi tempat berlindung dari ganasnya ombak tsunami beberapa waktu lalu. Sultan juga menerapkan hukum Islam dengan tegas. Putranya, Meurah Pupok, dihukum rajam olehnya karena terbukti berzina dengan istri seorang perwira kerajaan. “Mati anak ada makamnya, mati hukum kemana lagi akan dicari keadilan”, begitulah ucapnya ketika penasihatnya mempertanyakan kebijakannya itu. Pada masa ini juga hidup ulama dan sufi besar Aceh Syamsuddin as-Sumatrani, yang juga pengikut seorang sufi bernama Hamzah Fansuri. Hamzah menulis syair-syair sufistik berbahasa melayu yang diyakini sebagai syair melayu tertua dan belum ada tandingannya sampai saat ini. Hamzah Fansuri sendiri diduga hidup pada masa Sultan Alauddin Ri’ayat Syah Sayid al-Mukammal..

Mungkin juga belum banyak yang mengetahui bahwa Kesultanan Aceh pernah diperintah selama kurang lebih 58 tahun (1641-1699) oleh empat ratu (sultanah) secara berturut-turut. Keempat sultanah tersebut yakni, Safiatuddin Tajul Alam (putri Iskandar Muda dan janda Iskandar Tsani), Naqiyatuddin Nurul Alam, Inayat Syah, dan Kamalat Syah. Pada masa awal pemerintahan Sultanah Safiatuddin, banyak muncul ketidaksukaan sebagian orang yang tidak menerima kepemimpinan wanita. Di masanya hidup ulama besar Abdur Rauf Singkel sebagai ulama kerajaan menggantikan Nuruddin ar-Raniri yang pergi meninggalkan Aceh ketika Sultanah Safiatuddin naik tahta. Masyarakat Aceh mengenal Abdur Rauf Singkel sebagai Teungku Syiah Kuala, yang namanya diabadikan menjadi nama universitas negeri di Banda Aceh. Sultanah pada masa kekuasaannya juga menggalakkan pendidikan Islam melalui Jami’ah Baiturrahman di Banda Aceh, dan mengirim kitab-kitab karangan ulama Aceh dan Al Qur’an kepada raja-raja Ternate, Tidore, dan Bacan di kepulauan Maluku di samping guru-guru agama dan mubalig.

Kisah kepahlawanan dan keberanian rakyat Aceh melawan pendudukan Kolonial Belanda terekam dalam peristiwa Perang Aceh yang berlangsung selama 31 tahun (1873-1904). Perang ini tercatat dalam sejarah Indonesia dan Belanda sebagai konflik bersenjata terpanjang dan paling berdarah-darah (the longest and bloodiest war in Dutch-Indonesian History). Rakyat Aceh menyebut perang ini sebagai Prang Sabi atau Perang Sabil, yaitu perang di jalan Allah. Para pejuang Aceh beserta ulama dan uleebalang (hulubalang) dengan gagah berani bertempur mengusir pendudukan Belanda dan meyakininya sebagai jihad dalam membela agama dan negara. Salah seorang ulama yang juga sastrawan Aceh bernama Teungku Chik Pantee Kulu menulis syair-syair perjuangan berjudul Hikayat Perang Sabil. Syair-syairnya turut menggelorakan para pejuang dalam jihadnya mengusir musuh.

Pada awalnya, Kesultanan Aceh diakui kedaulatannya oleh Inggris yang menguasai Semenanjung Malaya dan Belanda yang menguasai Jawa dan sebagian Sumatera. Pengakuan ini dijamin oleh Treaty of London (Traktat Sumatera I) tahun 1824. Namun Belanda belum puas karena Aceh masih menguasai sebagian besar perdagangan lada di pesisir Sumatera. Belanda pun gencar menjalin hubungan dengan negara-negara barat lainnya dan akhirnya berhasil membuahkah Anglo-Dutch Treaty (Traktat Sumatera II) pada 1871. Traktat ini memberi keleluasaan bagi Belanda untuk menguasai Aceh dengan kekuatan bersenjata. Apalagi setelah melihat adanya pembicaraan antara utusan Aceh dengan konsul Amerika Serikat di Singapura makin menguatkan alasan Belanda untuk menyerang dan menguasai Aceh. Sebelumnya, Aceh memang sudah membuka hubungan dagang dengan Amerika Serikat. Pada 1790, kapal Amerika Serikat pertama kali berlabuh di Sumatera. Sejak saat itu sampai 1860, diperkirakan terdapat 967 kali perjalanan kapal Amerika ke Sumatera dan membawa hampir separuh dari produksi lada Aceh. Di antara pedagang Amerika Serikat yang datang ke Banda Aceh adalah Elihu Yale, yang namanya menjadi nama sebuah universitas ternama di Connecticut, Yale University.

Begitulah kilas balik Kesultanan Aceh Darussalam, yang kini sebagian wilayah pesisirnya luluh lantak diterpa tsunami. Semoga kejadian ini menjadi sebuah blessing in disguise, hikmah tersembunyi bagi rakyat Aceh. Musibah ini memang banyak menguras air mata kita semua, namun sangat mungkin untuk menjadi turning point, titik balik bagi Aceh dan rakyatnya yang sudah sejak lama dirundung duka dan derita. Kini saatnya menata kembali wilayah-wilayah yang musnah menjadi lebih baik dari sebelumnya. Tengoklah Jerman yang wilayahnya luluh lantak dibombardir tentara sekutu pada akhir Perang Dunia II, kini kembali bangkit menjadi kekuatan ekonomi dunia dan juga pusat pengembangan teknologi tinggi. Sangatlah mungkin bagi Aceh, apabila kita semua bersungguh-sungguh, untuk mengulangi masa-masa keemasannya dan bahkan melebihinya.

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Rabb-mu lah hendaknya kamu berharap.
(QS Alam Nasyrah: 5-8)



25.1.05

nyok kite nonton ondel-ondel...!

Ondel-ondel yang berupa boneka besar itu tingginya sekitar ± 2,5 m dengan garis tengah ± 80 cm, dibuat dari anyarnan barnbu yang disiapkan begitu rupa sehingga mudah dipikul dari dalarnnya. Bagian wajah berupa topeng atau kedok, dengan rambut kepala dibuat dari ijuk. Wajah ondel-ondel laki-laki di cat dengan warna merah, sedang yang perempuan dicat dengan warna putih Bentuk pertunjukan ini banyak persamaannya dengan yang terdapat di beberapa daerah lain. Di Pasundan dikenal dengan sebutan Badawang, di Jawa Tengah disebut Barongan Buncis, di Bali barong landung. Menurut perkiraan jenis pertunjukan itu sudah ada sejak sebelum tersebarnya agama Islam di Pulau Jawa. Semula ondel-ondel berfungsi sebagai penolak bala atau gangguan roh halus yang gentayangan. Dewasa ini ondel-ondel biasanya digunakan untuk to menambah semarak pesta- pesta rakyat atau untuk penyambutan tamu terhormat, misainya pada peresmian gedung yang baru selesai dibangun. Betapapun derasnya arus modernisasi, ondel-ondel ternyata masih tetap bertahan dan menjadi penghias wajah kota metropolitan Jakarta.
(Dinas Kebudayaan & Permuseuman DKI Jakarta)




Bagi yang pernah mengalami masa kecilnya di perkampungan jakarta, pasti sering lihat ondel-ondel diarak keliling kampung. biasanya pada siang menjelang sore hari, pada waktu anak-anak pulang sekolah. wajar aja, karena sebagian besar yang nonton adalah anak-anak ditemani ibu-ibu mereka. waktu saya masih kecil, saya suka ketakutan sendiri ngeliat ondel-ondel. tampangnya yang 'serem' dengan badan yang tinggi besar mengesankan saya seperti seekor 'monster'... they really freaked me out! hehehe, emang saya rada penakut waktu masih kecil... bahkan kalo jalan-jalan ke mall atau ke dufan, saya suka menghindari badut-badut yang menghibur orang-orang yang lewat... dan berlindung di balik punggung ayah atau bundo saya. hihi, konyol ya?!

kini saya tak pernah lagi menjumpai arak-arakan ondel-ondel di jakarta ketika berkunjung ke rumah paman saya yang terletak di tengah-tengah komunitas betawi. mungkin anak-anak masa kini sudah tak tertarik lagi menyimak bentuk-bentuk kesenian seperti itu. mereka kini lebih suka menghabiskan waktu mereka selepas sekolah di tempat rental PS, game jaringan, atau mejeng di mall-mall yang kian menjamur.

mungkin juga para pemain ondel-ondel sudah termarjinalisasi ke lokasi-lokasi pinggiran jakarta, seperti halnya masyarakat betawi yang kian tersisih dari tanahnya sendiri. sungguh sangat disayangkan...

nyok kite nonton ondel-ondel (nyok!)
nyok kite ngarak ondel-ondel (nyok!)
ondel-ondel ade anaknye (boi!)
anaknye ngigel ter-kiteran (oi!)

mak, bapak, ondel-ondel ngibing (serr!)
ngarak penganten disunatin (serr!)
goyangnye asyik dut-ndutan (dut!)
eh nyang ngibing igel-igelan (gel!)

plak dumblang duplak plak plak
gendang nyaring ditepak
nyang ngiringin nandak
pade surak surak
tangan iseng jailin
kepale anak ondel-ondel
taroin puntungan
rambut kebakaran

anak ondel-ondel jejingkrakan (krak!)
kepalenye nyale bekobaran (brul!)
nyang ngarak pade kebingungan (ngung!)
disiramin aer comberan (byur!)

hore!
palenye botak!
hore!
palenye licin!
hore!
idih malu!

(
Ondel-ondel - Benyamin S)

24.1.05

kiasan minang



Bukan bermaksud untuk ashabiyah, apalagi chauvinis, na'udzubillah! sah sah aja kan kalau seseorang merasa bangga dengan bahasa dan budaya etniknya masing-masing. di samping itu, sangat banyak hikmah yang dapat dipetik dari kekayaan budaya kita yang amat beragam ini.

kali ini saya akan memperkenalkan kata-kata kiasan dari daerah asal saya, minangkabau. sebagai bagian dari etnis melayu, adat minangkabau juga sangat kental oleh pengaruh islam. adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah. begitulah, telah terjadi asimilasi yang begitu kuat antara agama (islam) dengan adat. orang minang, tidak seperti orang melayu pada umumnya, memiliki keistimewaan dalam bertutur kata. terdapat banyak sekali perbendaharaan kata-kata kiasan untuk menyikapi, bahkan menasihati suatu permasalahan tertentu. singkatnya, apabila orang minang ingin mengatakan "a", tak mesti "a" yang keluar dari mulutnya. mereka mengucapkan kiasan-kiasan tertentu sebagai medium kepada maksud yang hendak disampaikannya. inilah contoh-contohnya, saya peroleh dari <http://www.cimbuak.net>. mari kita simak:

Mangapik Daun Kunyik
Mangapik = menjepit (diketiak) daun kunyit (kunir).Kiasan bagi seseorang yang getol sekali memproklamirkan diri sebagai orang yang puya backing/pembela di belakangnya.
Juga mengobrol kehebatanya kepad lawan bicaranya, dia yang serba pintar dan dia serba tahu.

Mangandakkan Tanduak Kudo
Sesuatu yang tidak mungkin direalisir, masak kuda bertanduk ? Istilah ini dipergunakan juga untuk menolak permintaan orang lain dengan jalan mengada-ada yang sama sekali tidak masuk akal.

Pai Ampok Pulang Aban
Artinya : Pergi melempar pulangnya menimpa.Perdagangan yang pulan modal, tidak beruntung dan tidak merugi. Yang diperoleh hanya capeknya. Biasanya diucapkan dengan kesal sembari membanting apa saja. Sudah bersusah payah berusaha, hasilnya tidak ada, malepeh hao.

Manjagokan Anjiang Lalok
Artinya membangunkan anjing tidur. Seseorang yang berusaha mencari gara-gara, memancing orang supaya marah lalu berkelahi. Biasanya malah menimbulkan bahaya bagi yang bersangkutan. Mengungkit-ungkit persoalan yang telah dilupakan orang, kemudian menimbulkan gara-gara.

Manjua Kuciang Dalam Karuang
Artinya menjual kucing dalam karung. Seseorang berusaha mengelabui orang lain untuk kepentingan diri sendiri. Si A akan senang sekali bila berhasil dan tanpa memikirkan resiko atas perbuatannya. Si A menjual suatu barang tanpa memberi tahukan kualitas barang yang dijual, dan si pembeli tidak bisa mengetahui kulitas dari barang yang di jual si A tersebut. Istilah lain sama dengan menipu.

Dulu Bajak Pado Singka
Artinya : Bajak duluan, baru kemudian yang menarik bajak di belakangan.Suatu penyimpangan, bukan ? Peribahasa diatas merupakan sindiran bagi mereka yang suka kumpul kebo alias samen leven, hamil tanpa aqad nikahpengulu pejabat agama atau catatan sipil. Atau pasangan yang akibat pergaulan bebas, tanpa kontrol orang tua mereka.

Pacahan Kaco sajo dalam paruik
Pecahan kaca/beling saja dalam perut. Orang yang dalam penampilan sehari-hari biasa-biasa saja, tidak menampakkan kelainan. Tetapi hati dan perangainya tidak ketulungan, busuk, dengki, suka menghasut, pembual/pembohong. Juga diibaratkan kepada seseorang yang niat dalam hatinya hendak menyikat orang saja, menunggu kesempatan dan tidak peduli orang akan teraniaya ataupun menderita kerugian kaena ulah perangainya.

Kusuik Bulu Ayam
Kusuik bulu ayam, yaitu suatu pertengkaran atau beda pendapat yang diperhitungkan tidak akan berbuntut panjang (tidak berakibat fatal).
Lazimnya kedua belah pihak akan berbaikan kembali, lebih-lebih tidak dicampuri oleh pihak ke tiga.Kusut bulu ayam diselesaikan dengan paruh.Kusut benang dicari pangkalnya.Kusut sarang tampuo, api menyudahinya

Mamuntahkan Santan
Mamuntahkan santan, yaitu perilaku yang dapat dikatagorikan sebagai mubazir. Anjuran atau nasehat yang baik dibuang begitu saja, atau suatu pemberian/hadiah yang bagus, ditolak. Sebelum menolak, hendaklah mempertimbangkan sematang-matangnya, supaya tidak sampai menyesal di kemudian hari. Untuk itu perlu pengendalian diri dan perasaan.

Taimpik Lidah
Tergencet lidah. Biasanya dalam menghadapi orang yang berpangkat, bangsawan, atau kaya raya, kita sungkan (malu atau keliwat hati-hati) mengemukakan pendapat sekalipun benar. Atau bisa juga karena kebetulan bersangkut-paut hutang dengan yang bersangkutan, sehingga kita tidak berani berbicara dengannya. Jadi kita sudah mengalah terlebih dahulu.

Basi Baiak Diringgik-i
Besi yang baik dibuat ringgit. Karena bahannya memang sudah baik, tinggal melaksanakannya saja lagi. Bahan yang baik tentu akan menghasilkan produk yang baik. Barang yang baik diperbagus lagi.

Sairiang Batuka Jalan
Seiring namun berbeda persepsi (pendapat). Tujuannya barangkali sama, tetapi cara melaksanakannya berbeda. Biasanya terjadi pada akhir perjalanan missi masing-masing.

Taulok Lidah
Sesorang dalam memberikan sesuatu selalu setengah-setengah. Penyebabnya antara lain : kurang yakin/kurang percaya, dan ada ingatan hendak meminta kembali. Perilaku manusia seperti ini dikatakan : taulok lidah, meminta kembali apa yang telah diberikannya.

Incek cubadak bagomok
Artinya biji nangka digemuki (dioles dengan gemuk) licin bagai belut. Tidak jarang dibarengi dengan kecurangan.
Anda tentu tahu biji nangka, buka ? Sudah licin lalu diberi gemuk lagi, bayangkan saja. Ini kiasan kepada seseorang yang berperangai licin/galia.

Indak taetong paranduak
Artinya tak terbilang piutang. Seseorang berhutang kiri kanan, tidak hanya berupa uang/materi, akan tetapi juga budi dan akibatnya hidup akan senantiasa gelisah.Kiasan ini juga kepada seseorang yang urusannya yang tidak selesai sedangkan sangkut paut utang piutang banyak yang belum selesai.

Mangapik kapalo harimau
Artinya menjepit kepala macan. Seseorang yang suka main beking-bekingan, seolah-olah di belakangnya ada orang kuat/pejabat yang diandalkannya. Ada kalanya itu hanya gertakan saja supaya orang lain takut dan segan terhadapnya.

Maambiak muko
Artinya mengambil muka, seseorang terhadap atasannya mengambil muka dengan menjilat, memuji-muji dan manyanjung saja. Untuk mengambil nama dia kemukakan yang baik-baik saja, tidak berani mengkritik atasannya dan ada juga kemungkinan memburuk-burukkan orang lain. Mengambil muka atau menjilat atasan itu, lambat laun akan ketahuan juga kepalsuannya.Ada juga mengambil muka kepada masyarakat/orang banyak, menonjolkan diri bahwa dia bekerja keras, dia yang punya inisiatif dan lain lain, tetapi akhirnya akan kentara juga sifatnya yang tidak benar oleh masyarakat.

Tabulang di itiak
Artinya terbulang pada bebek. Bebek itu dibulang diberi taji seperti ayam jago untuk diadu seperti ayam. Ini kiasan kepada seseorang diberi jabatan/pekerjaan, sedangkan dia tidak mengerti dan tahu menahu seluk beluk jabatan yang diterimanya itu. Salahnya kepada orang yang memberi jabatan/pekerjaan, tidak diteliti lebih dahulu, apakah calon tersebut mengerti betul jabatan yang diterimanya. Akhirnya tentu gagal, dan tentu jabatan itu dicabut dan diserahkan ke orang yang lebih mengerti.

23.1.05

how come...? (II)

e do do e... testi gw muncul lagi!
how come...?

ho ho ho...

how come...?

glek! testi gw lenyap nyap nyap...!
how come...?

so what gitu loh??!

19.1.05

ceritanya abstrak...

Padahal TA blom beres, konselorku udah minta abstrak TA-ku... katanya sih mau dikirim ke seminar di IPB, kebetulan beliau jadi salah satu invited speaker-nya. Tapi entahlah, apakah yang beginian layak buat sebuah seminar... let's check it out!

Pemodelan Medical Linear Accelerator dengan Metode Monte-Carlo Menggunakan BEAMnrc

Akselerator linier dengan sumber foton dimodelkankan dengan menggunakan program BEAMnrc. Program ini memodelkan perangkat akselerator mulai dari sumber partikelnya hingga radiasi yang dikeluarkan menggunakan metode Monte-Carlo. Oleh karena struktur dan geometri material yang berbeda-beda dan sangat kompleks dalam perangkat akselerator, maka metode Monte-Carlo menjadi metode yang tepat (golden method) dalam pemodelan akselerator ini. Hasil yang diinginkan dari pemodelan ini adalah karakterisasi partikel yang dikeluarkan oleh akselerator, dimana hal ini akan berguna untuk perhitungan dosis pada tubuh pasien.

Dalam pemodelan akselerator ini, pertama harus dispesifikasikan komponen-komponen akseleratornya. Kemudian akselerator dapat ‘dibangun’ (built) menggunakan BEAMnrc. Lalu semua data yang berkaitan dengan akselerator, yaitu data penampang hambur, geometri, jenis partikel, dan segala parameter pemodelan dapat dimasukkan. Setelah itu pemodelan dapat dijalankan.

Pemodelan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama yaitu pemodelan akselerator bagian atas dan tahap kedua yaitu pemodelan akselerator bagian bawah. Akselerator bagian atas berpengaruh pada besarnya energi partikel yang dikeluarkan, sedangkan akselerator bagian bawah yang berupa celah (blendensystem) berpengaruh pada luas medan paparan dari partikel yang dikeluarkan.

Setelah simulasi dijalankan, diperoleh data biner yang memuat informasi tentang semua energi radiasi yang dihasilkan dan distribusi partikel yang terserap dalam medan paparan. Data ini kemudian diproses menggunakan Beam Data Processor yang lalu menghasilkan keluaran berupa informasi karakter partikel yang dihasilkan akselerator. Informasi ini ditampilkan berupa grafik fluence, energy fluence, spectral fluence, spectral energy, energi rata-rata, dan distribusi partikel. Perubahan dapat dilakukan terhadap keluaran ini yaitu dengan cara merubah besar dan jenis energi dari partikel sumber. Perubahan jenis energi (monoenergetik atau spektrum) tidak mengakibatkan perubahan yang berarti terhadap informasi keluaran partikel. Namun perubahan besar energi partikel sumber menyebabkan perubahan yang cukup signifikan terhadap informasi keluaran partikel yang dihasilkan akselerator.

16.1.05

lagi-lagi...

lagi-lagi... vespaku mogok! salahku juga si, coz aku kalo kemana-mana pake vespa kaga pernah bawa equipments kaya kunci busi, dan kunci-kunci lainnya. padahal penyebab vespa mogok tuh sepele aja, kalo ngga banjir, atau businya yang jebol. akhirnya jadi repot sendiri... dan ngerepotin orang lain juga.

jadi mikir, sebenernya keteledoranku ngga bawa peralatan tuh emang manifestasi dari ketidakterampilanku dalam berbagai pekerjaan tangan. yup, dari kecil aku emang paling ngga bisa cekatan dalam bidang ini. waktu masih sd kan ada pelajaran prakarya tuh... suatu hari ada tugas menyulam. simpel aja si, cuma masuk-masukin benang warna-warni ke dalam kain berpori (entah apa namanya) yang udah ada pola sulamannya, jadi tinggal ikutin polanya aja. waktu itu aku ngerasa mumet banget buat ngerjain tugas itu. saking desperatenya, aku merengek-rengek ke nyokap minta dibikinin. o ow, blom tau aja, aku sebenernya nurunin dari nyokap untuk masalah ketidakterampilan ini, hehehe... akhirnya karena ngga tega, nyokap minta bantuan tetangga sebelah (dulu aku masih tinggal di rawamangun, jaktim), bu ali (almarhumah) yang kebetulan emang buka usaha jahitan. voila! dalam sehari tugasku itu udah beresss di tangan bu ali. dan besoknya aku bisa pamer ke temen-temenku di sekolah... mereka terbengong-bengong, huehehehe!

pas smu kelas 1, aku jumpa lagi dengan tugas prakarya. tugasnya: buat tempat arsip dari kardus. jelas dong, aku yang smu udah lebih mandiri daripada aku waktu sd. no more whining! walaupun tetep aja ngga terampil, hehe. aku berusaha bikin tugas itu, dan selesai... tapi hasilnya itu lho, aduhmak... blang bentong ngga keruan! pas bokapku ngeliat masterpieceku itu, beliau geleng-geleng kepala. nah, kalau bokapku ini beda sama nyokap. beliau itu menurutku, nomor satu dalam urusan pekerjaan tangan. mulai dari cuci, nyetrika, tali-temali, sampe urusan listrik dan mesin (walau dasar-dasarnya aja). cekatan banget deh! akhirnya karena (lagi-lagi) ngga tega menyadari kemungkinan anaknya diketawain di sekolah, bokap berbaik hati remake tugas prakaryaku itu. voila! dalam semalam, jadilah sebuah tempat arsip yang tentu aja jauh lebih bagus dan lebih rapi daripada masterpieceku. dan lagi-lagi keesokan harinya aku bisa pamer ke temen-temenku. sama kaya waktu sd, mereka juga terbengong-bengong. huehehehe!

mengenai kenyataan ini, nyokap suka berseloroh, "no, ntar kalo cari istri jangan kaya bundo. cari yang terampil kaya ayah!" bokap pun dengan setengah ngeledek setengah becanda sering berujar, "dasar, anak beranak sama aja!

tapi ya mau gimana lagi... emang ngga mengherankan kalo aku ngga terampil. semenjak kecil, hampir semua urusan rumah tangga udah ditangani dengan baik berkat jasa khadimah karena bokap-nyokap harus kerja dari pagi sampe sore, kadang sampe malam. tapi, emang Allah sungguh Maha Bijaksana. akhirnya aku ditakdirkan untuk kuliah jauh dari ortu, mungkin salah satu alasannya adalah agar aku bisa berusaha untuk mengerjakan sesuatunya sendiri. walau pakaian masih dicuciin, i've made lots of improvements y'know?underwear, aku cuci sendiri. aku juga dah lumayan lancar nyetrika. masak nasi? gampang, kalo pake rice cooker, hehe. malah kalo aku lagi di rumah, aku juga suka masak sendiri, sekalian coba-coba inovasi baru, siapa tau bisa ikutan allez cuisine di indosiar ;) yup, begitulah aku (kaya promosi diri ya??).

anyway, kembali ke masalah vespaku yang mogok semalam.. aku bener-bener berterimakasih sama temen-temen kostku yang dah rela nyamperin aku di tkp. pertolonganNya ngga sampe situ aja lho.. di tengah kesulitan ngedorong vespa dari spbu dago yang niatnya sampe cisitu baru (bayangin nanjaknya!), seorang yang juga mengendarai vespa menghampiri kami. ia pun menawarkan untuk menderek vespaku oleh vespanya dengan tali tambang. akhirnya vespaku didereknya sampai tempat kostku. kebetulan ia juga mengontrak rumah dekat tempat kostku. Ya Allah, di dunia ini memang masih sangat banyak orang-orang berhati mulia...


special thanks to fajar, hijrah, & the vespa guy, riki... may God bless y'all!!!



13.1.05

mutiara dari timur itu telah pergi

Sebuah percakapan depan TU fisika di awal semester:
"Eh, eh, pak Hans ngajar kelas ganjil apa genap?"
"kayanya kelas genap deh!"
"Sial, NIM gw ganjil euy!"

Bincang-bincang di teras mushola fisika, tengah semester:
"eh, pa kabar lo? gimana fismat2-nya?"
"uh, buanyak pe-er nih!"
"lo ngambil kelas pak Hans ya? pelajarin aja tuh pe-ernya, soalnya ujian sering keluar dari situ!"

Akhir semester, depan TU fisika:
"Alhamdulillah, fismat2 gw dapet A euy, akhirnya lolos juga!"
"pantes aja dapet A, lha wong soal ujiannya persis banget ama soal pe-er!"
"iya ya, ga nyesel gw ikut kelas pak Hans!"

Sekelumit percakapan sehari-hari mahasiswa fisika ITB yang menggambarkan betapa Hans Jacobus Wospakrik, Ph.D sangat difavoritkan oleh para mahasiswanya. Walau saya belum berkesempatan mengambil mata kuliahnya, sampai sekarang saya tidak pernah mendengar adanya komentar-komentar miring mengenai beliau, khususnya dalam masalah akademik, melainkan sebaliknya.

Kawan-kawan 'seperjuangan' saya di fisika sering bercerita tentang cara mengajar pak Hans. Bahasa Indonesianya sangat baku dan sistematis, tulisan-tulisannya di papan tulis juga sangat jelas dan runtut sehingga mudah dibaca dan dipahami. Selain itu, beliau juga sangat akomodatif terhadap permasalahan akademik mahasiswa. Kawan saya cerita bagaimana pedulinya beliau ketika nilai fismat2nya yang seharusnya A malah tercantum E di transkrip nilai.

26 Desember lalu, beliau terpaksa menjalani perawatan di Rumah Sakit, karena diketahui mengidap leukimia. Ternyata penyakit yang diidapnya telah memasuki stadium lanjut. Akhirnya pada 11 Januari, Tuhan telah mentakdirkannya untuk meninggalkan kita semua.

Ya, dosen favorit mahasiswa itu, seorang pakar mathematical physics tersohor, sang mutiara dari timur, telah pergi meninggalkan kita semua. Mungkin, tak hanya kami para mahasiswa, segenap dosen, namun juga seluruh bangsa Indonesia patut merasa kehilangan akan salah satu "otak cemerlangnya".

Selamat jalan Pak Hans!

Fisikawan dari Papua yang Membuana
Kompas, 5 September 2003

INDONESIA berperadaban yang dicita-citakan masih dapat ditemukan pada Hans Jacobus Wospakrik. Tutur kata dan budi bahasa pria Papua ini sopan berbudaya. Jalannya tegap, setegak ia menjunjung tinggi rasio, kejujuran, dan keterbukaan dalam ilmu yang ia geluti dan kesehariannya, tetapi jauh dari kesan angkuh karena sorot matanya memancarkan kerendahan hati sekaligus ketetapan hati, katakanlah untuk hidup sebagai fisikawan sejati.

Berbicara dengan dosen Fisika Institut Teknologi Bandung (ITB) ini mengenai fisika teori dan matematika murni adalah perjumpaan dengan keheningan dan kebeningan. Perburuan fisikawan sejagat dari segala abad untuk menjawab apa sebetulnya partikel elementer hingga penjelajahan ke alam semesta dengan teori medan dan geometri diferensial ia tuturkan dalam bahasa linguistis dan bahasa matematis yang bening. Suaranya hening berkarisma hingga pendengarnya dapat mempertahankan konsentrasi berjam-jam.

Kenikmatan menyimaknya, atau membantahnya bila perlu, tak terbatas di bilik kerjanya di kampus Ganesa, tetapi juga di ruang kuliah dan kolokium. Tentu ini tak mengherankan sebab ia kuyup dengan gagasan dan alat analitis yang kuantum, relativistik, maupun yang topologis untuk membuka rahasia kosmos-dari mikro sampai makro-sejak lulus S-1 dari ITB tahun 1976. Dibutuhkan kualifikasi intelijen yang jauh di atas rata-rata untuk tiba di sini.

HANS tak hanya punya kapasitas itu, sebutlah dengan yudisium cum laude saat wisuda sarjananya. Ia giat mengirim karyanya dan dimuat di jurnal berwibawa: Physical Review D dan Journal of Mathematical Physics.

Jadi, dia tak hanya cakap membahas dan mengunyah teori dan pencapaian fisika yang digarap orang lain, tetapi juga berkontribusi pada pengembangan fisika yang tentu dibahas dan dikunyah sejawatnya di berbagai kawasan dunia, di mana fisika mendapat tempat yang patut.

Kesempatan kerja sama dengan Gerardus ’t Hooft di Rijksuniversiteit Utrecht, Belanda (1980-1981), dilanjutkan dengan Martinus JG Veltman di University of Michigan, Ann Arbor, AS (1981-1982), menghasilkan Classical Equation of Motion of a Spinning Nonabelian Test Body in General Relativity atas nama Hans J Wospakrik sendiri di Physical Review D tahun 1982. Kita tahu Hooft dan Veltman mendapat Nobel Fisika (1999).

Yang terbaru adalah dua makalahnya tentang partikel model Skyrme yang dimuat di dua terbitan Journal of Mathematical Physics, (42) 2001 dan (43) 2002. Keduanya ia garap bersama promotornya, Prof Dr Wojtek Zakrzewski, selama studi PhD di Durham University, Inggris (1999-2002). Makalah dan pemuatannya di jurnal itu menjadi penting karena dua hal.

Pertama, model Skyrme adalah rute yang relatif baru untuk menjawab apa itu partikel setelah dua mazhab sebelumnya: partikel titik dan string. Jika partikel dianggap sebagai titik yang tak berdimensi dalam mazhab partikel titik, dan sebagai dawai berdimensi satu dalam mazhab string, maka model Skyrme yang nonlinier ini mengasumsikan partikel sebagai bola berdimensi tiga. Kini ketiga mazhab sedang bertarung, mana yang bakal berjaya menjawab tuntas apa yang harus dipunyai suatu partikel sehingga ia yang paling elementer dari segala yang renik.

Dibangun oleh Tom Skyrme dari Universitas Birmingham tahun 1959 selagi mengajar di Universitas Malaya, Kuala Lumpur, pamornya tertekan oleh popularitas partikel titik, makin tertekan sebab string sempat menjanjikan sebagai kandidat yang bakal berhasil. Model Skyrme naik daun setelah Edward Witten dari Princeton dan AP Balachandran dari Syracuse, dua otoritas berwibawa, ikut menggarapnya. Pusat penggarapan yang intensif saat ini: Durham University tempat Hans menyelesaikan PhD tahun lalu.

Kedua, posisi internasional Hans cukup sentral dalam model Skyrme. Dia membuka jalur lain, mencari besaran fisika yang kekal menggunakan soliton topologi dan menyelesaikan persamaan nonlinier dengan mengelak masuk ke dalam perturbasi. Dengan itu, fisikawan kelahiran Serui, Papua, 10 September 1951, ini menembus Journal of Mathematical Physics yang sangat bergengsi. Rekannya di ITB mengatakan Hans orang pertama Indonesia yang tulisannya masuk di situ.

Dalam surat elektroniknya menjawab kami, Zakrzewski memandang Hans sebagai mahasiswa yang sangat pandai, inventif, banyak gagasan, dan sangat kuat matematikanya. Ia selalu siap memulai hitungan panjang dan rumit, membagi pekerjaan itu jadi unit kecil yang manageable, kemudian menggarapnya sampai menemukan jawaban terakhir.

"Pekerjaannya dalam Skyrmion masuk kategori top class," tulis Zakrzewski. "At the same time he was a very charming person, friendly, and helpful-a great ambassador for his country."

DIKENAL lama sebagai fisikawan cemerlang, pada Hans timbul pertanyaan mengapa terlambat beroleh PhD. Barangkali ada soal birokrasi yang sulit dijelaskan hingga keberangkatannya tertunda. Namun, anak keempat dari 10 bersaudara pasangan Tom Wospakrik (yang guru) dan Lydia itu tak menyalahkan siapa pun. "Saya datang di Durham pada saat yang tepat ketika profesor saya memikirkan metode matematika mempelajari soliton berdimensi-N," katanya santun. "Kalau lebih awal, saya tidak kebagian. Datang terlambat, sudah diambil murid lain."

Dalam masa penantian untuk studi PhD, suami Regina Wospakrik-Sorentau dan ayah dari Willem (19) dan Marianette (17) itu tidak diam. Ia giat riset sendiri dan menghasilkan lima makalah, terbit di Physical Review D (1989), Modern Physics Letters A (1986 dan 1989), International Journal of Modern Physics (1991). Prestasi begini jarang dicapai fisikawan kita sekembali dari luar negeri.

Adalah Rebet Ratnadi, gurunya di SMA Negeri Manokwari, yang menggairahkannya belajar relativitas ketika memperkenalkan konsep garis lengkung (bukan garis lurus) sebagai penghubung terpendek dua titik. Sejak itu ia menetapkan pilihan pada Fisika dan melesat hingga mengenal dekat seluruh gagasan besar fisika partikel dan kosmologi.

Tak mengherankan kalau ia mencapai tahap "dapat melihat keindahan dalam fisika dan matematika". "Keindahan yang kita temukan dengan berkeringat itu mungkin sisa-sisa dari Taman Firdaus sebelum kita diusir Tuhan," katanya.

Khalayak dapat menikmati tuturannya yang terang mengenai relativitas umum melalui buku populer Berkenalan dengan Teori Kerelatifan Umum Einstein dan Biografi Albert Einstein (Penerbit ITB, 1987). Skripsi sarjananya yang dibimbing Dr Jorga Ibrahim tentang teori besar ini di sekitar bintang bermuatan listrik. Di situ potret Einstein tersemat.

Anda pengagum berat Einstein?

Sebentar ia diam. Ia buka tasnya: naskah buku populer Dari Atomos hingga Quark yang belum ia serahkan kepada penerbit mana pun, tentang partikel elementer dari atom masa Democritos hingga quark yang dikenal di abad ke-20. "Dengan menulis buku ini, kekaguman saya kepada para fisikawan merata," katanya. "Einstein salah satu."

Hans tengah menyelesaikan makalah untuk dikirim ke Journal of Mathematical Physics. Usaha mengisi jurnal kelak bakal terhambat oleh tugas rutin: mengajar. Kalau ada dana, ia bisa terus bekerja membiakkan gagasan dan metode membongkar rahasia alam. Akan tetapi, untuk apa dana? Bukankah pekerjaan fisika teori tidak memerlukan laboratorium atau bahan, cukup dengan berpikir?

"Dana itu membuat kita tenang bekerja," katanya. "Yang membuat kita tidak tenang adalah soal underpaid itu." (SALOMO SIMANUNGKALIT)

9.1.05

Ayat-Ayat Cinta

Fahri Abdullah, seorang Indonesia calon magister Al Azhar University Cairo. Mahasiswa cemerlang dan sangat produktif menerjemahkan buku-buku berbahasa Arab. Tidak pernah membiarkan waktu terbuang percuma. Kondisi ruhiyah-nya sangat terjaga. Sangat disegani kawan-kawan flat-nya, tetangga-tetangganya, dosen-dosennya, hingga para syeikh mesir terkemuka. Sangat pandai menyenangkan hati seseorang. Berwawasan moderat. Sangat tidak suka membiarkan penindasan di depan matanya. Menguasai tiga bahasa asing: arab (fusha dan amiyah), inggris, dan jerman (saya masih bingung juga, asal-usulnya dia bisa berbahasa jerman). Dikunjungi 'Abdullah ibn Mas'ud dalam mimpinya. Dicintai oleh empat gadis dalam waktu hampir bersamaan: seorang gadis qibti, mahasiswi Indonesia anak seorang kiyai yang menjadi junior-nya, gadis arab mesir pelajar ma'had Al Azhar, dan seorang mahasiswi blasteran jerman-tunisia-turki-palestina yang kaya raya. Dan... kesemuanya cantik!

Di atas merupakan gambaran tokoh utama dalam novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy. Pada awalnya saya agak ragu, karena penulis menggambarkan tokoh utamanya dengan amat perfect, karakter-karakter yang luar biasa shalihnya, dan luar biasa beruntungnya. Setelah saya baca sampai klimaksnya, Fahri, si tokoh utama, akhirnya mendapatkan ujian yang juga luar biasa beratnya. Saya jadi teringat firman Allah yang menjelaskan bahwa mustahil orang-orang beriman akan luput dari ujianNya. Dalam pendidikan formal, makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin berat juga ujian akhirnya. Begitu juga orang-orang beriman. Makin tinggi kadar keimanan seseorang, maka akan makin berat pula Allah mengujinya.

Dan tokoh seperti Fahri ini bukanlah tokoh seperti Superman, atau superhero-superhero lainnya. Fahri adalah tetap manusia biasa. Penulis dengan cantiknya menggambarkan bahwa sifat-sifat dalam diri Fahri bukan hal yang mustahil untuk dimiliki seorang manusia biasa, yang tidak akan luput dari kesalahan.

Novel ini sangat layak untuk dibaca oleh siapapun, karena selain mengisahkan percintaan yang amat dalam maknanya, juga sangat berguna untuk memotivasi diri para pembacanya.

A-Must-Read Novel!

tipah tertipu

Sewaktu lagi di Kuala Lumpur dulu, tiap Sabtu malam, keluarga tempat kami menginap selalu setia di depan TV... nonton Akademi Fantasia, AFI versi Malaysia. Yang saya salut tuh, sama sekali ngga ada pelajar (kalo di sini akademia) yang mengenakan kostum terbuka. Juga ngga ada acara peluk cium antara pelajar laki dan perempuan... maksimal cuma salaman aja.

Pada salah satu episode, pelajar bernama Adam menyanyikan lagu rap melayu Tipah Tertipu. Saya langsung tertarik mendengarnya, begitu juga ibu dan anggota keluarga yang lain. Sayangnya sampai sekarang saya belum pernah mendengar lagu itu lagi. Ibu sempat kesulitan menyanyikan reff lagu itu, karena dilantunkan dengan tempo yang sangat cepat. Begini lirik lengkapnya:

Here the drama gets wicked...
#Tipah tertipu tertipu tipu tetipah(3kali)
Tipah tertipu lagi
CAT:
Bila berkata tentang tipah tertipu lagi
Jangan salahkan sesiapa,salahkan diri sendiri
yang tahu menilai sesuatu yang baik,buruk dan rugi
Cinta datang dan pergi jangan tergadai diri
Kau harus tahu dan kau harus fikir hah!
Ini permainan bukan boleh diduga
C.A.T.a.k.a. pria pujangga bucu kasar menggegarkan telinga Azan mulakannya

AZAN:
Kisah tipah ini satu pengajaran;
yang buat kita fikir, oh oh oh oh oh...
mulanya seperti kain yang suci
tapi dicemari dunia keji

Pra - Korus
@MODE:
Senang percaya si Jeffri,dia ditipu lelaki
senang pula ubah hati,kerna dikikir emosi
menipu sana sini, tanggung kandungan sendiri
bila problem dah menggunung, tak ada yang dapat tolong;

Korus
ZAIN:
Selepas tertipu, dia yang menipu dan tipu...sudah jadi sebati dengan diri
Tipu dan tetipah kerana selesa
dengan gaya hidupnya yang gila

Bila makin terdesak, tertipu, menipu
Menangis seorang diri
mengenang nasib
Yang rugi, tak suci dah lagi
dan kini masa untuk kebenaran muncul kembali

RAP:
Kau sedar taktik kau dah lari,
kau bersilih ganti
Sampai bila pun kau tak cukup
dan tak mudah berhenti
Apa nak dicari serta menjadi jadi kerna,
keranamu mudah dijual, mudah
dibeli Jeffri

Ey..ey dah bingit ni menangisi
Derita ditanggung sendiri
Apa dicari, mengapa kau
salahkan Ali? (mengapa?)
Seronok sendiri, tak kira malam
pagi ( just for you baby );
Jangan tangisi derita yang kau cari sendiri
Ma you da best dada,I'm the best papa
Ma you hilang semua, papa sama saja
Ikut penangan jiwa sendiri
kan bertanya
Bila masa cinta berputik dipinggiran dia

Hello, bolehku tanya, siapa
nama?
Oh Tipah, pernahku dengar tapi
dimana ya
Mungkinkah dari teman temanku
Kaulah gadis itu yang selalu
ditipu
Engkaulah tipah tertipu;

Tipah tertipu tertipu,aku tak
tahu tak tahu
Aku tak dapat nak bantu tipah tertipu

Tipah, selamat hari jadi.... kau
sudah kena
Kena tipu lagi, takde sape yang
boleh tolong
Melainkan tuan punya body.

hehehe, kagak ngarti ye? ;P

8.1.05

"APA yang datang dari tanganmu rela, kuterima. Aku tak minta apapun lagi."
"Ya, ya, kutahu kau Pengemis Sopan, kau minta segala yang kupunya.

"Jika ada bunga yang tersasar untukku, mau aku memakainya di hatiku."
"Jika ada duri?"
"Mau aku menahan deritanya."
"Ya, ya, kutahu kau Pengemis Sopan, kau minta segala yang kupunya."

"Jika pun hanya sekali akan sudi kau membukakan matamu jelita memandang wajahku, akan cukuplah itu membuat hidupku manis sesudah mati."
"Tetapi jika hanya pandang yang bengis dan kejam?"
"Mau aku membiarkannya menusuki hatiku."
"Ya, ya, kutahu kau Pengemis Sopan, kau minta segala yang kupunya."

-Rabindranath Tagore-

6.1.05

unforgettable moment

Desa Cidatar, kira-kira berjarak 15-20 km dari Kota Garut. Di sana, saya bersama kedua orang sahabat mereguk indahnya persaudaraan di jalan Allah. Kami berangkat bersama menggunakan sepeda motor. Saya menumpang sepeda motor seorang sahabat mengikuti sahabat yang lain (yang juga shahibul bayt) dari belakang menuju kampung halamannya. Di tengah perjalanan antara Bandung-Garut yang kerapkali menanjak, kami sempat dibuat cemas melihat bebek C70 sahabat kami terbatuk-batuk seperti kena TBC (Bedanya, kalau sepeda motor TBC, batuknya mengeluarkan percikan api). Alhamdulillah Allah menyelamatkan kami bertiga sampai tujuan. Kami disambut oleh kedua orang tua sahabat kami dengan kebersahajaan dan kehangatan khas urang sunda.

Esoknya, menyongsong fajar 2005, kami disegarkan oleh tausiyah yang disampaikan secara bergantian oleh kami sendiri. Dari balkon saung tempat kami bermalam, tampak dua buah gunung mengapit kami. Di antara Cikuray dan Papandayan, kami berjalan-jalan mengelilingi kebun. Ada cabai, tomat, kubis, ketela, tumbuh dengan suburnya. Lalu kami memancing di sebuah kolam. Kedua sahabatku tampak sangat berpengalaman. Mereka tahu bagaimana cara mencari cacing untuk dijadikan umpan di sela-sela pelepah pohon pisang. Saya yang 'anak kota' hanya terpekur melihat kebolehan mereka. Akan tetapi, namanya juga udah lama tidak tinggal di kampung, mereka juga cukup kesulitan untuk memperoleh ikan yang besar. Akhirnya kakak sahabatku turun tangan. Dalam hitungan menit ia sudah berhasil menangkap ikan nila yang besar-besar.

Lepas memancing, sang kakak membawa ikan-ikan itu ke saung untuk dibakar. Yummy... saya baru tahu kalau ikan nila juga sangat lezat apabila dibakar. Apalagi dimakan bersama nasi hangat ditemani kecap campur cabai rawit dan bawang merah serta sambal colek... Subhanallah!!! (aduh, makin bengkak nih badan...). Disertai semilir angin sejuk, disaksikan sang Papandayan dan sang Cikuray, kami pun makan bersama.

Alam Periangan memang sangat indah. Bahkan menurut saya melebihi keindahan pegunungan Alpen. Saya jadi paham kekaguman M.A.W Brouwer ketika berkata: Tuhan menciptakan alam Periangan ketika sedang tersenyum.

Raise Your Voice!

Terkadang seseorang merasa konyol dengan tulisan yang dia buat sendiri. Kata-katanya, gaya bahasanya, atau apapun. That's what I feel.

Itu adalah cuplikan SMS seorang sahabat ketika saya 'memprotesnya' untuk kembali menulis. Perasaan seperti itu memang sangat wajar. Tetapi bukankah blog dibuat untuk mengantisipasi perasaan-perasaan semacam itu? Karena blog, kita dapat dengan bebas mengekspresikan segala hal yang kita rasakan, tidak peduli tulisan kita disebut konyol, atau gaya bahasa yang tidak wajar, sepanjang tak melanggar sopan santun, I think it's completely fine! Karena blog, orang dapat mengetahui ide-ide kita, ataupun pelbagai macam penyikapan kita terhadap segala hal yang tengah dan telah terjadi.

Jadi, abaikan gundahmu sahabat! Kata Habiburrahman El Shirazy, tidak selamanya seseorang harus mengikuti perasaannya. Terkadang kita juga harus mengedepankan akal sehat, karena itu juga merupakan wahyuNya. Sahabat, raise your voice, tumpahkanlah segala yang ada di kepalamu ke dalam deretan huruf dan kalimat, jelajahi dunia maya, let the world knows!

I like the way you write.. keep writing, lilla kvinna! :)


1.1.05

Gunung Jangan Pula Meletus

Oleh Emha Ainun Nadjib

KHUSUS untuk bencana Aceh, saya terpaksa menemui Kiai Sudrun. Apakah kata mampu mengucapkan kedahsyatannya? Apakah sastra mampu menuturkan kedalaman dukanya? Apakah ilmu sanggup menemukan dan menghitung nilai-nilai kandungannya?

Wajah Sudrun yang buruk dengan air liur yang selalu mengalir pelan dari salah satu sudut bibirnya hampir membuatku marah. Karena tak bisa kubedakan apakah ia sedang berduka atau tidak. Sebab, barang siapa tidak berduka oleh ngerinya bencana itu dan oleh kesengsaraan para korban yang jiwanya luluh lantak terkeping- keping, akan kubunuh. "Jakarta jauh lebih pantas mendapat bencana itu dibanding Aceh!," aku menyerbu. "Kamu juga tak kalah pantas memperoleh kehancuran," Sudrun menyambut dengan kata- kata yang, seperti biasa, menyakitkan hati."Jadi, kenapa Aceh, bukan aku dan Jakarta?" "Karena kalian berjodoh dengan kebusukan dunia, sedang rakyat Aceh dinikahkan dengan surga." "Orang Aceh-lah yang selama bertahun-tahun terakhir amat dan paling menderita dibanding kita senegara, kenapa masih ditenggelamkan ke kubangan kesengsaraan sedalam itu?" "Penderitaan adalah setoran termahal dari manusia kepada Tuhannya sehingga derajat orang Aceh ditinggikan, sementara kalian ditinggalkan untuk terus menjalani kerendahan." "Termasuk Kiai...."Cuh! Ludahnya melompat menciprati mukaku. Sudah biasa begini. Sejak dahulu kala. Kuusap dengan kesabaran."Kalau itu hukuman, apa salah mereka? Kalau itu peringatan, kenapa tidak kepada gerombolan maling dan koruptor di Jakarta? Kalau itu ujian, apa Tuhan masih kurang kenyang melihat kebingungan dan ketakutan rakyat Aceh selama ini, di tengah perang politik dan militer tak berkesudahan? "Sudrun tertawa terkekeh-kekeh. Tidak kumengerti apa yang lucu dari kata-kataku. Badannya terguncang-guncang."Kamu mempersoalkan Tuhan? Mempertanyakan tindakan Tuhan? Mempersalahkan ketidakadilan Tuhan?" katanya.Aku menjawab tegas, "Ya." "Kalau Tuhan diam saja bagaimana?" "Akan terus kupertanyakan. Dan aku tahu seluruh bangsa Indonesia akan terus mempertanyakan." "Sampai kapan?" "Sampai kapan pun!" "Sampai mati?" "Ya!" "Kapan kamu mati?" "Gila!" "Kamu yang gila. Kurang waras akalmu. Lebih baik kamu mempertanyakan kenapa ilmumu sampai tidak mengetahui akan ada gempa di Aceh. Kamu bahkan tidak tahu apa yang akan kamu katakan sendiri lima menit mendatang. Kamu juga tidak tahu berapa jumlah bulu ketiakmu. Kamu pengecut. Untuk apa mempertanyakan tindakan Tuhan. Kenapa kamu tidak melawanNya. Kenapa kamu memberontak secara tegas kepada Tuhan. Kami menyingkir dari bumiNya, pindah dari alam semestaNya, kemudian kamu tabuh genderang perang menantangNya!" "Aku ini, Kiai!" teriakku, "datang kemari, untuk merundingkan hal-hal yang bisa menghindarkanku dari tindakan menuduh Tuhan adalah diktator dan otoriter...."Sudrun malah melompat- lompat. Yang tertawa sekarang seluruh tubuhnya. Bibirnya melebar-lebar ke kiri-kanan mengejekku."Kamu jahat," katanya, "karena ingin menghindar dari kewajiban." "Kewajiban apa?" "Kewajiban ilmiah untuk mengakui bahwa Tuhan itu diktator dan otoriter. Kewajiban untuk mengakuinya, menemukan logikanya, lalu belajar menerimanya, dan akhirnya memperoleh kenikmatan mengikhlaskannya. Tuhan-lah satu-satunya yang ada, yang berhak bersikap diktator dan otoriter, sebagaimana pelukis berhak menyayang lukisannya atau merobek-robek dan mencampakkannya ke tempat sampah. Tuhan tidak berkewajiban apa- apa karena ia tidak berutang kepada siapa-siapa, dan keberadaanNya tidak atas saham dan andil siapa pun. Tuhan tidak terikat oleh baik buruk karena justru Dialah yang menciptakan baik buruk. Tuhan tidak harus patuh kepada benar atau salah, karena benar dan salah yang harus taat kepadaNya. Ainun, Ainun, apa yang kamu lakukan ini? Sini, sini..." -ia meraih lengan saya dan menyeret ke tembok- "Kupinjamkan dinding ini kepadamu...." "Apa maksud Kiai?," aku tidak paham. "Pakailah sesukamu." "Emang untuk apa?" "Misalnya untuk membenturkan kepalamu...." "Sinting!" "Membenturkan kepala ke tembok adalah tahap awal pembelajaran yang terbaik untuk cara berpikir yang kau tempuh. "Ia membawaku duduk kembali. "Atau kamu saja yang jadi Tuhan, dan kamu atur nasib terbaik untuk manusia menurut pertimbanganmu?," ia pegang bagian atas bajuku. "Kamu tahu Muhammad?", ia meneruskan, "Tahu? Muhammad Rasulullah shallallahu alaihi wa alihi wasallah, tahu? Ia manusia mutiara yang memilih hidup sebagai orang jelata. Tidak pernah makan kenyang lebih dari tiga hari, karena sesudah hari kedua ia tak punya makanan lagi. Ia menjahit bajunya sendiri dan menambal sandalnya sendiri. Panjang rumahnya 4,80 cm, lebar 4,62 cm. Ia manusia yang paling dicintai Tuhan dan paling mencintai Tuhan, tetapi oleh Tuhan orang kampung Thaif diizinkan melemparinya dengan batu yang membuat jidatnya berdarah. Ia bahkan dibiarkan oleh Tuhan sakit sangat panas badan oleh racun Zaenab wanita Yahudi. Cucunya yang pertama diizinkan Tuhan mati diracun istrinya sendiri. Dan cucunya yang kedua dibiarkan oleh Tuhan dipenggal kepalanya kemudian kepala itu diseret dengan kuda sejauh ratusan kilometer sehingga ada dua kuburannya. Muhammad dijamin surganya, tetapi ia selalu takut kepada Tuhan sehingga menangis di setiap sujudnya. Sedangkan kalian yang pekerjaannya mencuri, kelakuannya penuh kerendahan budaya, yang politik kalian busuk, perhatian kalian kepada Tuhan setengah-setengah, menginginkan nasib lebih enak dibanding Muhammad? Dan kalau kalian ditimpa bencana, Tuhan yang kalian salahkan? "Tangan Sudrun mendorong badan saya keras-keras sehingga saya jatuh ke belakang. "Kiai," kata saya agak pelan, "Aku ingin mempertahankan keyakinan bahwa icon utama eksistensi Tuhan adalah sifat Rahman dan Rahim...." "Sangat benar demikian, " jawabnya, "Apa yang membuatmu tidak yakin?" "Ya Aceh itu, Kiai, Aceh.... Untuk Aceh-lah aku bersedia Kiai ludahi." "Aku tidak meludahimu. Yang terjadi bukan aku meludahimu. Yang terjadi adalah bahwa kamu pantas diludahi." "Terserah Kiai, asal Rahman Rahim itu...." "Rahman cinta meluas, Rahim cinta mendalam. Rahman cinta sosial, Rahim cinta lubuk hati. Kenapa?" "Aceh, Kiai, Aceh." "Rahman menjilat Aceh dari lautan, Rahim mengisap Aceh dari bawah bumi. Manusia yang mulia dan paling beruntung adalah yang segera dipisahkan oleh Tuhan dari dunia. Ribuan malaikat mengangkut mereka langsung ke surga dengan rumah-rumah cahaya yang telah tersedia. Kepada saudara- saudara mereka yang ditinggalkan, porak poranda kampung dan kota mereka adalah medan pendadaran total bagi kebesaran kepribadian manusia Aceh, karena sesudah ini Tuhan menolong mereka untuk bangkit dan menemukan kembali kependekaran mereka. Kejadian tersebut dibikin sedahsyat itu sehingga mengatasi segala tema Aceh Indonesia yang menyengsarakan mereka selama ini. Rakyat Aceh dan Indonesia kini terbebas dari blok-blok psikologis yang memenjarakan mereka selama ini, karena air mata dan duka mereka menyatu, sehingga akan lahir keputusan dan perubahan sejarah yang melapangkan kedua pihak". "Tetapi terlalu mengerikan, Kiai, dan kesengsaraan para korban sukar dibayangkan akan mampu tertanggungkan.""Dunia bukan tempat utama pementasan manusia. Kalau bagimu orang yang tidak mati adalah selamat sehingga yang mati kamu sebut tidak selamat, buang dulu Tuhan dan akhirat dari konsep nilai hidupmu. Kalau bagimu rumah tidak ambruk, harta tidak sirna, dan nyawa tidak melayang, itulah kebaikan; sementara yang sebaliknya adalah keburukan berhentilah memprotes Tuhan, karena toh Tuhan tak berlaku di dalam skala berpikirmu, karena bagimu kehidupan berhenti ketika kamu mati." "Tetapi kenapa Tuhan mengambil hamba-hambaNya yang tak berdosa, sementara membiarkan para penjahat negara dan pencoleng masyarakat hidup nikmat sejahtera?" "Mungkin Tuhan tidak puas kalau keberadaan para pencoleng itu di neraka kelak tidak terlalu lama. Jadi dibiarkan dulu mereka memperbanyak dosa dan kebodohannya. Bukankah cukup banyak tokoh negerimu yang baik yang justru Tuhan bersegera mengambilnya, sementara yang kamu doakan agar cepat mati karena luar biasa jahatnya kepada rakyatnya malah panjang umurnya?" "Gusti Gung Binathoro!," saya mengeluh, "Kami semua dan saya sendiri, Kiai, tidaklah memiliki kecanggihan dan ketajaman berpikir setakaran dengan yang disuguhkan oleh perilaku Tuhan." "Kamu jangan tiba-tiba seperti tidak pernah tahu bagaimana pola perilaku Tuhan. Kalau hati manusia berpenyakit, dan ia membiarkan terus penyakit itu sehingga politiknya memuakkan, ekonominya nggraras dan kebudayaannya penuh penghinaan atas martabat diri manusia sendiri-maka Tuhan justru menambahi penyakit itu, sambil menunggu mereka dengan bencana yang sejati yang jauh lebih dahsyat. Yang di Aceh bukan bencana pada pandangan Tuhan. Itu adalah pemuliaan bagi mereka yang nyawanya diambil malaikat, serta pencerahan dan pembangkitan bagi yang masih dibiarkan hidup." "Bagi kami yang awam, semua itu tetap tampak sebagai ketidakadilan...." "Alangkah dungunya kamu!" Sudrun membentak, "Sedangkan ayam menjadi riang hatinya dan bersyukur jika ia disembelih untuk kenikmatan manusia meski ayam tidak memiliki kesadaran untuk mengetahui, ia sedang riang dan bersyukur.""Jadi, para koruptor dan penindas rakyat tetap aman sejahtera hidupnya?" "Sampai siang ini, ya. Sebenarnya Tuhan masih sayang kepada mereka sehingga selama satu dua bulan terakhir ini diberi peringatan berturut-turut, baik berupa bencana alam, teknologi dan manusia, dengan frekuensi jauh lebih tinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya. Tetapi, karena itu semua tidak menjadi pelajaran, mungkin itu menjadikan Tuhan mengambil keputusan untuk memberi peringatan dalam bentuk lebih dahsyat. Kalau kedahsyatan Aceh belum mengguncangkan jiwa Jakarta untuk mulai belajar menundukkan muka, ada kemungkinan...." "Jangan pula gunung akan meletus, Kiai!" aku memotong, karena ngeri membayangkan lanjutan kalimat Sudrun. "Bilang sendiri sana sama gunung!" ujar Sudrun sambil berdiri dan ngeloyor meninggalkan saya."Kiai!" aku meloncat mendekatinya, "Tolong katakan kepada Tuhan agar beristirahat sebentar dari menakdirkan bencana-bencana alam...." "Kenapa kau sebut bencana alam? Kalau yang kau salahkan adalah Tuhan, kenapa tak kau pakai istilah bencana Tuhan?"Sudrun benar-benar tak bisa kutahan. Lari menghilang.