9.1.05

Ayat-Ayat Cinta

Fahri Abdullah, seorang Indonesia calon magister Al Azhar University Cairo. Mahasiswa cemerlang dan sangat produktif menerjemahkan buku-buku berbahasa Arab. Tidak pernah membiarkan waktu terbuang percuma. Kondisi ruhiyah-nya sangat terjaga. Sangat disegani kawan-kawan flat-nya, tetangga-tetangganya, dosen-dosennya, hingga para syeikh mesir terkemuka. Sangat pandai menyenangkan hati seseorang. Berwawasan moderat. Sangat tidak suka membiarkan penindasan di depan matanya. Menguasai tiga bahasa asing: arab (fusha dan amiyah), inggris, dan jerman (saya masih bingung juga, asal-usulnya dia bisa berbahasa jerman). Dikunjungi 'Abdullah ibn Mas'ud dalam mimpinya. Dicintai oleh empat gadis dalam waktu hampir bersamaan: seorang gadis qibti, mahasiswi Indonesia anak seorang kiyai yang menjadi junior-nya, gadis arab mesir pelajar ma'had Al Azhar, dan seorang mahasiswi blasteran jerman-tunisia-turki-palestina yang kaya raya. Dan... kesemuanya cantik!

Di atas merupakan gambaran tokoh utama dalam novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy. Pada awalnya saya agak ragu, karena penulis menggambarkan tokoh utamanya dengan amat perfect, karakter-karakter yang luar biasa shalihnya, dan luar biasa beruntungnya. Setelah saya baca sampai klimaksnya, Fahri, si tokoh utama, akhirnya mendapatkan ujian yang juga luar biasa beratnya. Saya jadi teringat firman Allah yang menjelaskan bahwa mustahil orang-orang beriman akan luput dari ujianNya. Dalam pendidikan formal, makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin berat juga ujian akhirnya. Begitu juga orang-orang beriman. Makin tinggi kadar keimanan seseorang, maka akan makin berat pula Allah mengujinya.

Dan tokoh seperti Fahri ini bukanlah tokoh seperti Superman, atau superhero-superhero lainnya. Fahri adalah tetap manusia biasa. Penulis dengan cantiknya menggambarkan bahwa sifat-sifat dalam diri Fahri bukan hal yang mustahil untuk dimiliki seorang manusia biasa, yang tidak akan luput dari kesalahan.

Novel ini sangat layak untuk dibaca oleh siapapun, karena selain mengisahkan percintaan yang amat dalam maknanya, juga sangat berguna untuk memotivasi diri para pembacanya.

A-Must-Read Novel!

5 comments:

Akhsayanty said...

ya... gitu deh model orang shalih... menurut penulis novel. hmm. aku jadi mikir, apakah fahri adalah orang yang diimpikan si penulis untuk 'menjadi'. well, kadang kita membuat suatu karakter untuk menampilkan karakter yang kita inginkan...

kok ngaco gini!
thanks dipinjemin dil!!!

Anonymous said...

Assalamu'alaikum warahmatullah

maaf buat saudara yang mengatakan bahwa novel 'ayat-ayat cinta' itu baguus bangeeet,saya hanya ingin mengatakan bahwa novel tersebut adalah propaganda dari orang -orang yang ingin menyesatkan orang ber iman dengan dalih seorang mahasiswa Al-Azhar Cairo dan seorang murid dari syeikh ternama.
ketahuilah isi dari novel tersebut adalah sampah dan yang menulis adalah MUNAFIQ

WALLAHIL 'ADZIM KALAU BUKAN KARENA RASA CINTA SAYA KEPADA ORANG ORANG YANG BERIMAN SAYA HANYA AKAN DIAM,SAYA MARAH KARENA SEORANG MUNAFIQ YANG BERANI MENODAI AGAMA YANG SUCI DENGAN BERANI-BERANINYA MENCANTUMKAN ULAMA SALAFUS SHOLEH SEBAGAI PENDUKUNG ISI DARI NOVEL TERSEBUT

Terlalu banyak ke munafiq an di dalam buku tersebut..

NAUDZUBILLAH..BERTAUBATLAH!!

Anonymous said...

Kepada saudaraku yang langsung mengecap si penulis seorang yang munafik..., jangan langsung mencela dengan kata-kata seperti itu. Berhati-hatilah akhii,saya al faqir hanya mengingatkan bahwa masalah munafik itu masuk dalam wilayah hati. Rasulullaah saw sendiripun tidak langsung memberikan cap kemunafikan kepada seseorang, hanya saja beliau memberikan tanda-tandanya saja. Karena, masalah kemunafikan itu masuk dalam urusan pengetahuan Allah dan hanya Allah yang lebih mengetahuinya. janganlah kita sebagai hamba yang mengaku hambaNya merasa diri lebih tahu dari Nabi SAW tercinta mengenai masalah hati seseorang, kemudian kita mengecapya sebagai seorang munafik!Tidak saudaraku....!. Bukankah penghulu para anbiya wa rasuul (Nabi Muhammad SAW)pernah bersabda:" siapa yang mencela sesama muslim maka ia fasiq dan siapa yang membunuh muslim ia itu kufur"(rujukan: Kata sambutan para ulama dunia dalam kitab mafahim yajib an tushshahah).Saya kira andapun mengetahui saudaraku..kalau sikap mencaci atau mencela seseorang itu bukan sikap yang baik bagi eorang muslim. seandainya dalam buku ayat-ayat cinta tsb menurut anda tidak bagus, bukankah masih banyak ilmu yang baik yang bisa kita ambil dan dikaji dari buku tersebut.Bisa jadi tuduhan yang kita lontarkan kepada sesama muslim itu disisi lain karena ketidak tahuan kita akan suatu ilmu atau bahkan suatu dalil yang memerlukan ilmu 'alat dalam menafsirkannya, atau mungkin kedangkalan pikiran kita dalam memandang suatu masalah. lebih baik anda bersilahturahmi kepada penulis mengenai hal2 yang mengganjal dihati anda untuk anda bedah lebih mendalam. Bukankah itu akhlaq yang dicontohkan para ahli ilmu dari para ulama salafushshaaleh. Itupun bila kita mengaku orang2 yang berjalan di atas manhaj salaf. Ya akhi, bukankah kita merasa paling benar sendiri dapat memunculkan penyakit hati yang namanya sombong, merasa paling hebat,merasa paling suci.Padahal kebenaran itu hanya milik Allah. Kita merasa suci, padahal Allah tahu siapa diri kita yang sebenarnya. Mungkin seandainya ilmu kita ini di kumpulkan tiada dapat menandingi ilmu Allah yang Maha Luas. mungkin ilmu yang kita miliki ini hanyalah sititik dari titiknya ilmu Allah yang Maha Agung.Maaf sebelumnya saudaraku... ini adalah bukti cinta dan sayang kami kepadamu sebagai sesama muslim. Sebagaimana firman Allah SWT dalam S.Al Hujuurat:"Sesungguhnya orang mu'min itu bersaudara.....". Jazakallaah yaa akhii. kebenaran hanya milik Allah SWT. Saya Al Faqir memohon taufiq untuk seluruh ummat Rasulullah saw.Wassalaamu 'alaikum wr.wb

Anonymous said...

ass. kepada saudaraku yang memberikan pendapat bahwa novel "ayat2 cinta" munafik, propaganda; saya hanya ingin mengatakan "semoga Allah memaafkan dirimu!"

Anonymous said...

assalaamu 'alaikum. Wahai saudaraku! Mari kita sama-sama membersihkan hati dan jiwa kita dari penyakit hati dan dengki, serta sikap suka menyalahkan dan mencela orang lain terutama saudara seiman dalam aqidah tanpa bukti yang kuat&benar. Sikap tersebut hanya menjadikan fitnah belaka bagi dan dikalangan kaum muslimin. Bersikaplah sebagai peneliti yang jantan. Jangan merasa hebat dan paling 'aliim padahal Alqur'an saja kita belum hapal apalagi memahami. Berhati-hatilah wahai saudaraku seiman, syetan senantiasa menyerang hamba Allah yang berjalan di jalan Allah dari berbagai arah. Bahkan menyerang kita melalui cara2 yang kita sendiri tidak menyadari bahwa itu adalah tipudaya syetan. Salah satu cirinya diantara ciri2 orang2 yang tertipu ialah dimana kita dengan keilmuan sedikit ini langsung memvonis saudara kita dengan berbagai tuduhan tanpa penelitian yang mapan dan mantap, hanya penilaian subyektif yg mengedepankan emosi dan nafsu amarah. bukankah AlQur'anul kariim dan sunah Nabi Muhammad SAW yang mulia mengajarkan kepada kita untuk berdialog dengan adab dan akhlaq yang baik? Lalu dimana akhlaq Islam yang indah itu bila langsung menghujat saudara kita dgn perkataan Munafik? Dan jangan sampai pula kita memanggil dengan sebutan "Hai kafir!" Bukankah Rasulullah SAW pernah bersabda:"Janganlah engkau memanggil saudaramu sesama muslim dengan sebutan "Hai Kafir!" karena sebutan itu akan kembali kepada salah satu diantara keduanya. Salam sayang penuh rindu karena Allah SWTuntuk seluruh kaum muslimin dariku.Mari kita bertaubat bersama-sama, karena mungkin kita pernah tersalah sebagai manusia. Wassalaam