20.3.06

Tomato

Image hosting by Photobucket

*lagi pengen posting yang ga penting*
Tomato ditayangin lagi! Kerennya lagi, dalam bahasa aslinya, tanpa dubbing bahasa Indonesia, dan hanya menyertakan subtitle bahasa Indonesia. Tomato adalah serial televisi korea pertama yang aku tonton beberapa tahun yang lalu, yang berkisah tentang cinta platonik antara gadis perancang sepatu dan pengacara yang bekerja di LBH.

Yang aku suka dari serial ini adalah penampilan tokoh-tokohnya, terutama tokoh utama wanita yang sederhana dan sopan, tidak mengumbar aurat. Lalu karena bertemakan cinta platonik, tidak ditemukan adegan-adegan mesra dalam serial ini -- kecuali dalam episode terakhir, ketika kedua tokoh utama saling mengetahui perasaan masing-masing, akhirnya mereka berpelukan --

Sayangnya, sama seperti yang dulu, aku tak sempat nonton episode-episode awalnya. Sebelumnya, karena penasaran, aku sempat hunting DVD (bajakan) serial ini, dari Pasar Kembang - Bandung, Pasar Festival, Mal Ambassador, sampai ITC Mangga Dua, namun hasilnya nihil.

Hmm, kalau ada yang mau ikutan nonton, liat aja di JakTV tiap selasa, rabu, kamis jam 8 malam (lah, promosi!).

Selamatkan Bangsa Ini!

Image hosting by Photobucket

Benar-benar tidak habis pikir.. saya sama sekali ngga ngerti jalan pikiran mereka yang menolak RUU Anti Pornografi/Pornoaksi. Ada yang bilang: mengekang kebebasan berekspresi, definisi pornografi yang tidak jelas, sampai (yang tak kalah parahnya) menghambat industri pariwisata, khususnya di Bali.

Untuk dua alasan pertama, mungkin alasan ini hanya dikemukakan oleh orang-orang yang tidak beragama, atau menjadikan seni sebagai agamanya. Mungkin saja ada di antaranya yang mengaku beragama, namun karena saking tololnya, mereka ikut-ikutan berpendapat seperti ini, hanya karena ingin dicap modern.

Dan untuk alasan terakhir, hanya mereka yang menuhankan materi yang bisa-bisanya ngomong kayak gitu, dan menomorsekiankan kualitas moral bangsa. Untuk orang Bali yang keberatan akan RUU ini, bersikaplah demokratis, karena mayoritas provinsi di Indonesia menyetujui RUU ini untuk disahkan. Jangan bersikap kekanak-kanakan dengan mengancam akan memisahkan diri, basi banget tau!!!

Mungkin ada yang berpikir (khususnya yang mengetahui track record saya) bahwa saya sok moralis dan munafik. Sebagai pria normal, saya memang suka pornografi. Namun saya sadar bahwa pornografi adalah dosa, dan sangat merusak kesehatan mental dan pikiran. Maka dari itu, hanya pemerintah lah sebagai pemimpin bangsa ini yang dapat berbuat sesuatu dan bertanggung jawab dalam memberantas industri pornografi sampai ke akar-akarnya.

Semestinya kita harus malu pada negeri jiran Singapura dan Malaysia. Khususnya Singapura. Negeri ini bukan negeri agama, namun keberadaan pornografi di sana sangat sulit ditemukan, karena adanya perangkat hukum yang melarangnya.