Lagi bete... sampe sekarang kepastian S2-ku masih blom jelas. Setelah mengetahui hasil interview yang cukup menggembirakan dari professor, 2 hari kemudian beliau kirim e-mail bahwa pihak universitas meminta official english qualification. Hiks, rupanya toefl-like ITB-ku ngga diakui di UM, kejam! Aku lalu menanyakan apakah ITP toefl (toefl institusional dari IIEF, fee-nya lebih murah daripada int'l toefl) dapat dipertimbangkan di sana? setelah 2 pekan sang professor menyarankan agar aku ikut toefl internasional aja.
Ga pede, karena toefl internasional pake sistem CBT (computer-based testing). Berbeda dengan paper-based, setiap kita menjawab langsung diproses oleh komputer, apabila salah, pertanyaan berikutnya akan muncul yang lebih mudah, namun apabila benar, pertanyaan yang lebih sukar akan muncul, tentunya dengan skor yang lebih tinggi pula. Dah gitu, bayarnya mahal banget, USD140.
Akhirnya aku register online, bayar (baca: ngutang) pake credit card nyokap (mudah2an kurs USD masih 9000-9200 ketika saatnya bayar tagihan, sukur2 bisa nyampe 8ribuan, hehehe), dan jadwal tercepat ialah Senin, 17 April di IIEF Menara Imperium lt. 28 suite B, Kuningan Jaksel. Ada waktu buat belajar2. Tadi siang kukirim e-mail ke professor bahwa aku akan tes tanggal 17 April, dan menanyakan apakah belum terlambat? Barusan beliau ngebales:
'No, it is Ok with us. We are OK but the administrator..'
aarrgghh, i'm panicking!!! my future would be in jeopardy, just because those d**n administration guys! uh, di mana-mana birokrasi emang payah!
eniwey, doakan aja tes toefl-ku 2 pekan lagi sukses! Klo ada yang punya pengalaman tes toefl internasional, i'd be thankful if u would share :)
pr: bikin soal tes perbaikan alias her -- dulu suka menggerutu klo guru ngasi nilai jelek. sekarang dah bisa faham perasaan guru, betapa sedihnya jika harus ngasi nilai jelek kepada murid-muridnya :(
No comments:
Post a Comment