Akhirnya, dah tiga kali (sepengetahuanku) aku disangka orang cina selama berada di semenanjung malaya ini. Yg pertama, waktu lagi di dalem bus dari LRT station universiti sampe uni hospital. Bus ini masih pake sistem konvensional (baca: kondektur), dan ketika this chinese lady kondektur bus nyamperin mo nagih, dia 'mumbling' dalam bahasa cina yg aku ngga ngerti. spontan mukaku langsung berkerut2 kebingungan. Ngeliat muka bego-ku, akhirnya si ibu itu ngomong melayu: "turun mana?" "oh, hospital!" jawabku sambil ngasih 1 ringgit selembar. Setelah ngasih kembalian 10 sen dan tiket, si ibu itu berlalu sambil rada gerutu, "cakap lah!" lhaa, gimana mo cakap klo dia nanya pake bahasa 'alien'???
yang kedua, di dalem kelas, selepas kuliah radiobiologi. Khusus untuk kuliah radiobiologi ini, kelasku disatuin sama kelasnya dokter2 program spesialis onkologi (kanker). Seperti biasa, setelah kuliah selesai, aku hendak nge-save slide powerpoint kuliah ke dalam thumbdrive-ku. Ketika aku plug thumbdrive di laptop, this one chinese doctor kaget ketika ngeliat nama thumbdrive-ku di monitor: 'fazilet'. Terus dia nanya, "u're malay?? i thought u were chinese!!" my chinese coursemate setelah denger ucapan dokter tadi ikut heran karena aku disangka cina, "heh, really??" katanya. Dalam perjalanan balik dari kelas, aku nanya sama coursemate-ku itu, apakah aku ini emang mirip orang cina. "hmm, no.. but u look smarter than other malays" hah?! jawaban yang aneh... tp setelah dipikir2 lagi, kok jd rada2 racist sihhh...??
Yang ketiga, ketika aku kenalan dengan dokter bedah malaysian indian yang abis ambil ujian sertifikasi di UM. Sebelumnya kami ngobrol dalem feeder bus (bus ini ga ada kondektur, penumpang tinggal masukin uang pas ke dalem 'celengan' deket supir) menuju LRT station universiti. Setelah turun dari bus, kami pun kenalan sambil bersama2 menuju LRT station. "i'm krish", katanya. "i'm fadil", kataku sambil shake hand. Dia kaget, "that's a malay name??!!" aku yang masih tulalit dan ga nyambung, jawab sambil keheranan, "indonesians and malaysians are similar, u know!" "no no.. i thought u were chinese!" oooh, baru aku tau deh. "u're not the first to say that!" jawabku.
Yang aku ga ngertinya, kenapa ada sebagian orang yang nganggap aku ini melayu, dan ada sebagian lagi nyangka aku cina. Apa mukaku ini bisa berubah-ubah bentuk?? dulu waktu kecil, aku emang kaya cina abis. Kulitku dulu putih, ngga legam ky sekarang, rambut hitam lurus with pony style kayak topi, plus mata yang dilahirkan tanpa kelopak mata, seperti jamaknya ras cina. "Hey A Kiong, sini!" gitu kalo aku dipanggil paman2ku. Tapi sekarang, kulit dah gosong ky gini pun, masih dianggap cina juga. One time, ketika aku abis daftar ulang masuk ITB, senior2 dari berbagai himpunan mahasiswa dan unit2 kegiatan mahasiswa dah berkerumun di luar GSG (Gedung Serba Guna) untuk narik-narikin para mahasiswa baru. Waktu aku keluar gedung, disamperin sama beberapa orang senior, cina, dari sebuah organisasi mahasiswa kristen. dia nanya, "kamu kristen?" sontak aku bingung, halahh, knapa gw disangka kristen gini?? "oh, bukan, bukan!" jawabku sambil berlalu. Akhirnya setelah itu kang Egi Fonwera, seniorku nyamperin sambil membawaku duduk2 di stand MAIFI (Keluarga Mahasiswa Islam Fisika). Dari kejauhan, abangku yang ngeliat peristiwa tadi ngomong ke nyokap di sebelahnya, "tuh kan Ndo, si Ano disangka cina!"
Dalam keluarga besarku, emang ada beberapa orang yang mirip cina. Ibuku juga. dulu sebelum pake jilbab, setiap pergi belanja ke Mangga Dua atau Glodok, pedagang2 di sana selalu menyebut beliau dgn panggilan cina: cik. "cik cik, liat liat dulu, mari!" ceracau mereka setiap ibuku melewati deretan toko2 mereka. Lalu ada beberapa orang paman (adik nyokap) dan seorang paman (adik bokap) yang juga mirip cina. Bahkan ada adik sepupuku, perempuan, anaknya pamanku yang mirip cina, mukanya bener2 cina abis. Dari lahir pun. mukanya dah kaya cina, sampe nyokap nyebut dia amoy. Sekarang umur dia dah 14 tahun, dan sebutan amoy itu masih kekal sampe sekarang, hehehe.
Hmm, mungkin kalau ditelusuri, memang ada orang cina dalam silsilah keluargaku. Aiyyaa!