12.3.05

Ambalat, oh Ambalat...

Alhamdulillah, Pemerintah Indonesia dan Malaysia telah bersepakat untuk menyelesaikan masalah Ambalat dengan cara damai. Belakangan ini saya teramat sedih melihat sebagian rakyat Indonesia yang begitu mudah tersulut amarahnya menyikapi kasus ini. Ribuan orang, dari tukang becak sampai anggota DPR mendaftar untuk menjadi relawan ganyang Malaysia. Ya Allah... saya kira frase mengerikan tersebut sudah terkubur dalam-dalam sejak dipakai oleh Bung Karno (yang diprovokasi oleh PKI) dalam kasus konfrontasi dengan Malaysia tahun 60-an lalu. Namun sekarang kita sudah terbiasa mendengarnya dalam pemberitaan berbagai media massa. Mungkin dapat dipahami juga bahwa penyikapan-penyikapan tersebut merupakan akumulasi dari beberapa masalah yang melibatkan kedua negara bersaudara ini, terutama kasus terebutnya Sipadan-Ligitan dan kasus TKI ilegal.

Tetap saja di luar semua faktor tersebut, paham nasionalisme memang telah berhasil memorak-porandakan rasa persaudaraan ummat Islam di dunia. Paham inilah yang menyebabkan runtuhnya daulah Islamiyyah Turki Utsmani. Akibatnya, seluruh jazirah arabia dan afrika utara yang tadinya merupakan satu kesatuan kini telah terpecah belah menjadi puluhan negara yang mengusung paham nasionalisme arab.

Paham ini juga telah meruntuhkan rasa kepekaan kita sebagai bagian ummat Islam terhadap berbagai masalah dan penderitaan yang mendera beberapa negara muslim. Penderitaan rakyat Palestina, Afghanistan, diinvasinya Irak oleh Amerika Serikat, hanya menimbulkan sedikit respon dari kita yang tak terlalu signifikan. "Ah itu kan masalah dalam negeri mereka, biar aja mereka urus sendiri. Kita aja di sini masih susah mikirin harga2 yang makin naek." Begitulah kira-kira pikiran sebagian dari kita.

Akan tetapi, menyikapi kasus Ambalat ini, amarah kita menjadi cepat sekali tersulut, bagai api bertemu minyak. Ribuan orang dengan begitu emosionalnya berdemonstrasi di jalan-jalan, mengumandangkan takbir (???), 'mengadili' para mahasiswa Malaysia yang tengah menuntut ilmu di sini, bahkan ada yang sudah mengorganisir latihan beladiri untuk persiapan perang dengan Malaysia (na'udzubillahi min dzalik!!!). Padahal dulu pemerintah 'mencak-mencak' mengetahui Laskar Jihad-nya ust. Ja'far Umar Thalib mengadakan latihan beladiri untuk melindungi kaum muslim di Maluku dari antek-anteknya Manuputty yang nyata-nyata melakukan makar terhadap NKRI.

Media massa yang seharusnya menenangkan situasi, eh malah mengapi-apikan (istilahnya menlu Malaysia, Syed Hamid Albar) suasana yang memang sudah telanjur panas ini. Metro TV dengan bangganya (mungkin...) selalu menampilkan video klip TNI yang sedang unjuk kebolehan dengan dilatarbelakangi lagu 'Maju Tak Gentar' untuk mengawali dan mengakhiri pemberitaan mengenai masalah ini, seolah-olah negara kita sudah mendeklarasikan peperangan.

Sebenarnya, saya pribadi juga tidak setuju dengan Malaysia yang dengan seenaknya memberikan konsesi kepada Shell untuk menambang minyak dan gas yang terkandung dalam perairan Ambalat. Padahal jelas-jelas menurut hukum internasional, garis batas antara dua negara tetap tidak berubah sejak Sipadan-Ligitan masuk teritori Malaysia. Saya juga menyesalkan sikap personil Tentara Diraja Malaysia yang melakukan pemukulan terhadap pekerja Indonesia yang tengah membangun mercusuar di Karang Unarang. Namun hendaknya, masalah ini diselesaikan dengan musyawarah. Sebagaimana yang telah digariskan dalam Al Qur'an, apabila terjadi perselisihan antara kaum Muslimin, hendaknya dimusyawarahkan.

Akhirnya, saya hanya bisa berdoa, semoga Allah membukakan hati-hati kita, mata kita, pendengaran kita, pikiran kita, bahwa Ummat Islam adalah SATU!!!

Jalan kita masih panjang...

5 comments:

Anonymous said...

waduh... menurut saya, memang benar jika kita harus membahas tentang ambalat dengan berdasar pada kesamaan sebagai negara muslim, saya muslim.. tetapi menurut saya malaysia (ahmad badawi) dengan yang menjabat sebagai perdana menteri pada tahun 1977 yang sangat keterlaluan! bertolak pada peta sepihak tahun 77 lah maka kasus ini muncul...
alasan malaysia untuk menentukan batasnya tidaklaah sama dengan perlakuan indonesia menentukan batasnya karena indonesia adalah negara kepulauan, tidak begitu dengan malaysia..
sebagai negara yang tidak cukup kuat, apa lagi yang kita bisa perbuat. sudah cukup bagus kalau ternyata nasionalisme rakyat indonesia ternyata masih sangat tinggi-meski ada kepentingan politik dibalik itu yang didorong oleh pemerintaahan oposisi saat ini-
SBY cukup bijak untuk tidak terpancing kearah konfrontasi, dan sangat bijak bila ia langsung melobi AS untuk membuka embargo, menjalinkerjasama keamanan dengan china, berencana mempersenjatai TNI dengan senjkata baru...

percayalah, malaysia tidak akan bisa menang melawan indonesia, bahkan kemungkinan dipulau kalimantan bisa hanya dimiliki oleh RI dan brunei saja...

siap yang tidak mengakui seberapa hebatnya perang gerilya RI dan kuatnya ikatan nasionalisme rakyat kita! RI secara geografis yang berupa kepulauan sudah sangat bagus sekali dapat bertahan dengan solid dalam usia 60 tahu, hal ini lebih sulid dari pada mempertahankan negara yang merupakan satu hamparan daratan saja!!!

rakyat kita banya, komando wajib militer dan militerisasi sipil sangat berdampak besar sekali..

survivability rakyat kita sangat tinggi dibanding malaysia yang sudah terlalu dimanja dengan modernitas.

yang ditakutkan mungkin adalah persatuan atara negara persemakmuran... inggris terutama!!

sekarang malaysia dipusingkan degan banyaknya proyek yang terhenti akibat ditariknya TKI. bagus!! bila perlu dilarang mengirim TKI ke malaysia.. biar dia mati saja
atau persenjatai TKI kita yang sudah hafal seluk beluk malaysia itung itung balas dendam karena gaji belum dibayar oleh majikannya!!!

saya setuju malaysia dihancurkan...
runtuhkan petronas maka malaysia akan malu!!!!

jangan anggap enteng politik malaysia, soal ambalat mereka minta untuk tidak terlalu dibesar2kan... INI MASALAH BESAR!!!!

dibalik itu masih ada rentetan politik malaysia untuk menjadi perpanjangan inggris dia asia selatan....

PIKIRKAN BAIK BAIK DAN BANYAKLAH MEMBACA

Anonymous said...

komentar ke AdrianeDjalal@yahoo.com

Anonymous said...

moslem country? what a selfish ridiculous childish thought! This country is built upon Westerners fund, not by the grace of arabic TKI (slaves) importers. No wonder, u guys have been doctrinated since u were borned. There are only two options: to improve this land or to return to be the most corrupt nation. It's not funny to do religious activities while corrupting the people's money.

Anonymous said...

Adakah benar Malaysia tidak dapat bertahan menentang Indonesia? cis... ayat mu berbisa sekali. Bagi ayat ini pula "percayalah, malaysia tidak akan bisa menang melawan indonesia, bahkan kemungkinan dipulau kalimantan bisa hanya dimiliki oleh RI dan brunei saja... " menunjukkan penulisan mu ini tidak guna otak.

Lagi satu ayat terakhirmu "PIKIRKAN BAIK BAIK DAN BANYAKLAH MEMBACA". Siapa yang kurang membaca sebenarnya. Tidakkah kalian tahu Malaysia mempunyai senjata peperangan siap gempur nombor 2 termoden Selepas singapore di ASEAN ini.

Sila 'refer' the New York Defence Journal. Amerika ingin membuka embargonya di Indonesia? tidakkah kalian mencari nahas sebenarnya. Taktik peperangan ini pernah digunakkan Iraq pada suatu ketika dahulu menentang Iran dan tindakan Iraq itu memakan diri sendiri dimana US meminta jasa baiknya kembali yang boleh merobek kedaulatan negaranya dan akhirnya permintaan itu tidak dapat diterima dan akhirnya peperang diantara keduannya tidak dapat dihindar lagi. adakah itu yang anda cari....

Negeri Sabah (dimana letaknya Sipadan dan Ligitan) merupakan wilayah yang dituntut Filipine dan disokong kuat oleh US tapi sayangnya mereka terus berputih mata. Sarawak yang dituntut oleh Soekarno dahulu jangan harap nak dapat. Memang rakyat Indonesia yang befikiran sempit seperti anda tidak pernah bercermin diri. Walaupun saya rasa tidak semua rakyat Indonesia begitu.

Jika TNI kuat, pantas sehingga sekarang masih tidak dapat memburu GAM. Tentera GAM yang rata-rata pakai senapang dan bom sahaja masih belum terkalahkan, bagaimana mahu menentang negara yang sudah mempunyai alatan perang lengkap? Sudahlah jangan seperti tin kosong. Jika jadi peperangan keduannya banyak rakyatmu yang mahukan 'saparatist' akan membantu tentera Malaysia. Kamu tidak akan berdepan dengan Malaysia malah kamu akan berdepan dengan rakyat Indonesia sendiri yang inginkan kemerdekaan.

Anonymous said...

Sudahlah tidak usah pakai kata agama dan serumpun lagi, kenyataanya malaysia itu yang terus berulah.

Perang dunia III pasti terjadi dan skenarionya kemungkinan adalah perang Indonesia vs Malaysia. Ini pasti terjadi. Semangat memenggal kepala orang-orang Jiran disini sangat overload

Peralatan Malaysia memang lebih komplit. Tapi tahu apa mereka soal Perang?