25.2.05

perjalanan kami...

Setiap perjalanan dalam rangka kebaikan, pasti membawa hikmah yang dalam. Dan acara rihlah ke Subang beberapa hari yang lalu memang benar, memberikan kami, wa bil khusus saya, pelajaran yang amat sangat berharga.



Kalau kata 'bos' kami, perjalanan kami kemarin itu dapat diibaratkan sebagai perjalanan menuju medan jihad, yang menuntut kebijaksanaan qiyadahnya, kepatuhan dan kebesaran hati jundinya, dan koordinasi yang solid antara sesama jundi, dan antara jundi dengan qiyadahnya. Dan Allah, untuk menguji keteguhan para mujahidnya, senantiasa memberikan ujian sepanjang
perjalanan itu.

Pertama, Allah menguji kesabaran kami menunggu seorang ikhwah yang belum kunjung datang hingga keberangkatan yang seharusnya ba'da ashr terpaksa ditunda hingga lepas maghrib. Lalu setelah formasi tim telah lengkap, hujan turun dengan amat derasnya. Sang qiyadah pun memutuskan untuk tetap meneruskan perjalanan. Karena kami ber-tujuh mengendarai sepeda motor, tak pelak tetesan-tetesan hujan terus menusuk mata kami yang sedang melaju di atas sepeda motor. Hujan deras terus mengguyur kami hingga Ciater.

Suasana jalan yang gelap dan hujan rintik-rintik terus menyertai perjalanan kami. Di tengah perlintasan antara Subang-Kalijati, di antara hutan karet, keadaan bertambah gelap gulita. Saya yang mengira kondisi jalan mulus akhirnya lengah. Tak disangka vespa saya yang tengah melaju kira-kira 50 km/jam tiba-tiba menghantam sebuah lubang besar. Karena roda vespa yang kecil, praktis jalannya menjadi tidak seimbang dan akhirnya saya terjatuh bersama vespa saya ke pinggir jalan. Sempat syok juga sih... Alhamdulillah, hanya memar-memar di bahu dan lutut serta kulit ibu jari kaki yang terkelupas yang saya dapat. Sedangkan vespa saya hanya putus kabel gasnya dan tutup busi yang patah akibat hantaman lubang itu. Setelah memberikan beberapa tausiyah, bos kami yang bijak akhirnya pergi mencari mobil bak untuk mengangkut vespa saya, sementara beberapa ikhwah menemani saya menunggu. Beruntung, tujuan kami memang tidak jauh lagi.

Lagi-lagi Allah menunjukkan ke-Maha-Pemurahannya. Setelah mengangkut vespa sampai tujuan, mereka pun pamit pergi tanpa meminta imbalan. Kami mengira bos kami sudah membayarnya. Setelah konfirmasi ke beliau, ternyata pemilik mobil bak tersebut memang belum dibayar. Ya Allah, jadi terasa malu hati ini...

Allah memang senantiasa memberikan ujian-ujian untuk menguji keteguhan hati hambaNya. Dan kita pun juga mestilah selalu siap menerima ujianNya, dengan mempertebal keimanan, dan mempererat ukhuwwah di antara kita. Tiada persaudaraan yang lebih manis, melainkan persaudaraan atas dasar keimanan.


Ya Allah, Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta padaMu, telah berjumpa dalam taat padaMu, telah bersatu dalam dakwah padaMu, telah berpadu dalam membela syari’atMu. Kokohkanlah, ya Allah, ikatannya. Kekalkanlah cintanya. Tunjukilah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati ini dengan nur cahayaMu yang tiada pernah pudar. Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepadaMu dan keindahan bertawakkal kepadaMu. Nyalakanlah hati kami dengan berma’rifat padaMu. Matikanlah dia dalam syahid di jalanMu. Sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Ya Allah. Amin. Sampaikanlah kesejahteraan, ya Allah, pada junjungan kami, Muhammad, keluarga dan sahabat-sahabatnya dan limpahkanlah kepada mereka keselamatan.

tulisan pertama yang agak-agak haraki... :)

1 comment:

Akhsayanty said...

wah, memang persaudaraan yang terikat karena akidah itu mengagumkan!!! saya berharap semoga saya bisa mersakannya...