Walaupun masih terdapat beberapa kemungkinan, seperti konstruksi bangunan yang memang kokoh dan lokasi masjid yang agak jauh dari bibir pantai. Namun menyadari fenomena seperti ini...
Subhanallah!
Assalamu'alaikum warahmatullah
maaf buat saudara yang mengatakan bahwa novel 'ayat-ayat cinta' itu baguus bangeeet,saya hanya ingin mengatakan bahwa novel tersebut adalah propaganda dari orang -orang yang ingin menyesatkan orang ber iman dengan dalih seorang mahasiswa Al-Azhar Cairo dan seorang murid dari syeikh ternama.
ketahuilah isi dari novel tersebut adalah sampah dan yang menulis adalah MUNAFIQ
WALLAHIL 'ADZIM KALAU BUKAN KARENA RASA CINTA SAYA KEPADA ORANG ORANG YANG BERIMAN SAYA HANYA AKAN DIAM,SAYA MARAH KARENA SEORANG MUNAFIQ YANG BERANI MENODAI AGAMA YANG SUCI DENGAN BERANI-BERANINYA MENCANTUMKAN ULAMA SALAFUS SHOLEH SEBAGAI PENDUKUNG ISI DARI NOVEL TERSEBUT
Terlalu banyak ke munafiq an di dalam buku tersebut..
NAUDZUBILLAH..BERTAUBATLAH!!
11:31 PM
Anonymous said...
Kepada saudaraku yang langsung mengecap si penulis seorang yang munafik..., jangan langsung mencela dengan kata-kata seperti itu. Berhati-hatilah akhii,saya al faqir hanya mengingatkan bahwa masalah munafik itu masuk dalam wilayah hati. Rasulullaah saw sendiripun tidak langsung memberikan cap kemunafikan kepada seseorang, hanya saja beliau memberikan tanda-tandanya saja. Karena, masalah kemunafikan itu masuk dalam urusan pengetahuan Allah dan hanya Allah yang lebih mengetahuinya. janganlah kita sebagai hamba yang mengaku hambaNya merasa diri lebih tahu dari Nabi SAW tercinta mengenai masalah hati seseorang, kemudian kita mengecapya sebagai seorang munafik!Tidak saudaraku....!. Bukankah penghulu para anbiya wa rasuul (Nabi Muhammad SAW)pernah bersabda:" siapa yang mencela sesama muslim maka ia fasiq dan siapa yang membunuh muslim ia itu kufur"(rujukan: Kata sambutan para ulama dunia dalam kitab mafahim yajib an tushshahah).Saya kira andapun mengetahui saudaraku..kalau sikap mencaci atau mencela seseorang itu bukan sikap yang baik bagi eorang muslim. seandainya dalam buku ayat-ayat cinta tsb menurut anda tidak bagus, bukankah masih banyak ilmu yang baik yang bisa kita ambil dan dikaji dari buku tersebut.Bisa jadi tuduhan yang kita lontarkan kepada sesama muslim itu disisi lain karena ketidak tahuan kita akan suatu ilmu atau bahkan suatu dalil yang memerlukan ilmu 'alat dalam menafsirkannya, atau mungkin kedangkalan pikiran kita dalam memandang suatu masalah. lebih baik anda bersilahturahmi kepada penulis mengenai hal2 yang mengganjal dihati anda untuk anda bedah lebih mendalam. Bukankah itu akhlaq yang dicontohkan para ahli ilmu dari para ulama salafushshaaleh. Itupun bila kita mengaku orang2 yang berjalan di atas manhaj salaf. Ya akhi, bukankah kita merasa paling benar sendiri dapat memunculkan penyakit hati yang namanya sombong, merasa paling hebat,merasa paling suci.Padahal kebenaran itu hanya milik Allah. Kita merasa suci, padahal Allah tahu siapa diri kita yang sebenarnya. Mungkin seandainya ilmu kita ini di kumpulkan tiada dapat menandingi ilmu Allah yang Maha Luas. mungkin ilmu yang kita miliki ini hanyalah sititik dari titiknya ilmu Allah yang Maha Agung.Maaf sebelumnya saudaraku... ini adalah bukti cinta dan sayang kami kepadamu sebagai sesama muslim. Sebagaimana firman Allah SWT dalam S.Al Hujuurat:"Sesungguhnya orang mu'min itu bersaudara.....". Jazakallaah yaa akhii. kebenaran hanya milik Allah SWT. Saya Al Faqir memohon taufiq untuk seluruh ummat Rasulullah saw.Wassalaamu 'alaikum wr.wb
1:11 AM
Anonymous said...
ass. kepada saudaraku yang memberikan pendapat bahwa novel "ayat2 cinta" munafik, propaganda; saya hanya ingin mengatakan "semoga Allah memaafkan dirimu!"
7:12 AM
irwan said...
assalaamu 'alaikum. Wahai saudaraku! Mari kita sama-sama membersihkan hati dan jiwa kita dari penyakit hati dan dengki, serta sikap suka menyalahkan dan mencela orang lain terutama saudara seiman dalam aqidah tanpa bukti yang kuat&benar. Sikap tersebut hanya menjadikan fitnah belaka bagi dan dikalangan kaum muslimin. Bersikaplah sebagai peneliti yang jantan. Jangan merasa hebat dan paling 'aliim padahal Alqur'an saja kita belum hapal apalagi memahami. Berhati-hatilah wahai saudaraku seiman, syetan senantiasa menyerang hamba Allah yang berjalan di jalan Allah dari berbagai arah. Bahkan menyerang kita melalui cara2 yang kita sendiri tidak menyadari bahwa itu adalah tipudaya syetan. Salah satu cirinya diantara ciri2 orang2 yang tertipu ialah dimana kita dengan keilmuan sedikit ini langsung memvonis saudara kita dengan berbagai tuduhan tanpa penelitian yang mapan dan mantap, hanya penilaian subyektif yg mengedepankan emosi dan nafsu amarah. bukankah AlQur'anul kariim dan sunah Nabi Muhammad SAW yang mulia mengajarkan kepada kita untuk berdialog dengan adab dan akhlaq yang baik? Lalu dimana akhlaq Islam yang indah itu bila langsung menghujat saudara kita dgn perkataan Munafik? Dan jangan sampai pula kita memanggil dengan sebutan "Hai kafir!" Bukankah Rasulullah SAW pernah bersabda:"Janganlah engkau memanggil saudaramu sesama muslim dengan sebutan "Hai Kafir!" karena sebutan itu akan kembali kepada salah satu diantara keduanya. Salam sayang penuh rindu karena Allah SWTuntuk seluruh kaum muslimin dariku.Mari kita bertaubat bersama-sama, karena mungkin kita pernah tersalah sebagai manusia. Wassalaam
7:34 AM
terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan tanggapannya, semoga dapat jadi ibrah untuk kita semua.Vegetarians don’t eat:
• Meat
• Poultry
• Game (hewan liar/buruan -red)
• Fish, shellfish and crustacea
• Slaughterhouse by-products such as gelatine, rennet and animal fats.
People who don’t eat red meat but do eat chicken or fish are making a very important first step, but they aren’t vegetarians. We usually call such people meat-reducers.
People who avoid all animal products, including eggs, milk, dairy products and honey as well as meat, poultry and fish are called vegans. (The Vegetarian Society)
PETISI MENUNTUT FISKAL DIHAPUSKAN
Dengan ini kami yang namanya tertera dibawah ini menyatakan bahwa keputusan untuk yang membatalkan pembebasan FISKAL adalah keputusan yang tidak lagi didasari oleh alasan-alasan yang benar karena:
1. Alasan penolakan dihapuskanya FISKAL sangat picik karena hanya dilihat dari sudut pandang satu kelompok saja: Industri Pariwisata Domestik.
2. FISKAL adalah bentuk SUBSIDI bagi industri pariwisata domestik, yang berakibat tidak terjadinya lecutan daya saing untuk berkompetisi di pasar pariwisata global.
3. FISKAL melemahkan kesempatan menyerap ilmu-ilmu pengetahuan terkini dan kesempatan belajar 'pergaulan internasional' untuk semua lapisan masyarakat kita dari negara2 yang lebih maju.
4. Tidak pernah ada penjelasan rinci dan transparan berapa pemasukan negara dari FISKAL sebenarnya?
5. TIdak pernah ada informasi evaluasi positif dan negatif dari pemberlakuan FISKAL ini selama bertahun-tahun.
6. Tidak pernah ada informasi dan prosedur jelas bahwa FISKAL di net-off dengan pajak penghasilan.
7. Pelaksaaan pemungutan FISKAL rawan korupsi dimana pada prakteknya ada petugas bandara yang menerima pembayaran pribadi kurang dari pungutan FISKAL.
8. Penolakan penghapusan FISKAL melanggar kesepakatan kepala negara pada Asean Tourism Agreement (ATA) untuk menghapus semua hambatan ke luar, termasuk pungutan fiskal bagi warga RI yang akan ke luar negeri paling lambat hingga akhir 2005.
9. Alasan Mentri Pariwisata bahwa, "... dengan bebas fiskal, maka orang akan bebas ke luar negeri. Bagi yang punya uang pas-pasan sekalipun, dia bisa memilih pergi ke luar negeri, seperti Singapura. Padahal kami mengharapkan wisatawan itu memilih Lombok atau Padang.", meremehkan dan menghalangi hak masyarakat Indonesia biarpun yang berpenghasilan "pas-pas-an" untuk bebas pergi ke tempat manapun yang mereka pilih.
Pilihan untuk pergi ke suatu tempat wisata harus didasarkan pada keunggulan-keunggulan serta fasilitas tempat wisata itu sendiri dan jangan dihalangi oleh peraturan pajak yang tidak jelas alasannya.
KARENA SEBAB-SEBAB DIATAS KAMI MENUNTUT PEMERINTAH INDONESIA UNTUK MENGHAPUSKAN PUNGUTAN PAJAK YANG BERNAMA FISKAL
HAPUSKAN FISKAL UNTUK KEMAJUAN INDONESIA
Sincerely,
The Menuntut Fiskal Dihapuskan Petition to Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) was created by Aliansi Masyarakat Indonesia Untuk Menghapuskan Fiskal and written by Adijaya Haryoprawiro (penulis@gmail.com). This petition is hosted here at www.PetitionOnline.com as a public service. There is no endorsement of this petition, express or implied, by Artifice, Inc. or our sponsors. For technical support please use our simple Petition Help form.
Send this to a friend
Your personality is Phlegmatic Sanguine.
Thank you for taking the personality test. The scores above are out of 20 total points for strengths and weaknesses for a total combined point value of 40.Please pass the link on to your friends so you can learn about their personalities. http://www.oneishy.com/personality
Jehiah Czebotar
webmaster@oneishy.com
walau PhlegmaticSanguine, melancholy menempati urutan ke-2 dalam weaknesses... ukhh, no wonder i was being too sensitive lately... :( that L thing sure has great power to change...!
NUYI, gw minta pendapat elo sebagai calon psikolog! please...?
other opinions are very welcome!
Aceh menangis, porak poranda. Ratusan ribu orang tewas dan hilang ditelan ganasnya gelombang tsunami. Sedangkan ratusan ribu lainnya berada dalam pengungsian dengan masa depan yang belum menentu. Banyak orang berkata, kehidupan seperti roda pedati. Ada kalanya di atas, ada kalanya pula di bawah.
Sejak era kemerdekaan sampai sekarang, Aceh memang kerap kali dirundung nestapa. Pengorbanan rakyat Aceh yang menyerahkan perhiasan dan harta benda mereka untuk ditukar dengan sebuah pesawat udara pertama yang bangsa ini miliki, Seulawah, dibalas dengan air tuba oleh elit pemerintah di Jawa. Aceh sempat dijadikan sebuah keresidenan di bawah provinsi Sumatera Utara pada era Bung Karno dahulu. Pembagian kekayaan yang tidak seimbang antara daerah dengan pusat pemerintahan memicu terjadinya pemberontakan oleh rakyat Aceh yang dipanglimai Teungku Daud Beureuh. Pemberontakan mereka akhirnya ditumpas habis oleh militer dan Daud Beureuh diganjar hukuman atas tuduhan makar.
Ketidakadilan itu terus berlanjut hingga era orde baru. Pemberontakan tetap bergejolak, kali ini oleh kelompok yang menamakan dirinya Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Hal ini memaksa pemerintah pusat memberlakukan Daerah Operasi Militer (DOM). Alih-alih menjaga keamanan, militer menjadi ancaman baru bagi segenap rakyat Aceh. Banyak warga sipil tak bersalah yang ditangkap dan diculik oleh militer. Ribuan perempuan jadi janda dan ribuan anak jadi yatim. Banyak pula perempuan Aceh yang diperkosa oleh oknum-oknum militer. Aceh merana.
Kembali ke masa lima abad yang lalu, mungkin orang-orang pada masa itu tak akan ada yang mengira bahwa Aceh akan terpuruk seperti sekarang ini. Tahun 1514, telah berdiri sebuah kerajaan berdaulat di bawah naungan Islam di ujung pulau Sumatera bernama Kesultanan Aceh Darussalam dengan Ali Mughayat Syah sebagai sultan pertama. Dalam kitab Bustan as-Salatin, kitab kronik raja-raja Aceh, disebutkan bahwa Sultan Ali Mughayat Syah mendirikan Kesultanan Aceh sebagai pengganti beberapa kerajaan Islam sebelumnya, seperti Samudera Pasai, dan kemudian Malaka yang telah jatuh ke tangan Portugis, dan mempersatukan dua kerajaan kecil, Mahkota Alam dan Darul Kamal. Pusat Kesultanan adalah Banda Aceh Darussalam, yang juga disebut Kuta Raja.
Dalam perkembangannya, Aceh dikenal dengan armada militernya yang kuat. Armada Portugis yang dipimpin oleh Jorge D. Brito menyerang Aceh pada 1521, namun pasukan Aceh di bawah pimpinan Sultan Ali Mughayat Syah berhasil mengalahkannya. Lalu pada 1547 dan 1568, Sultan Alauddin al-Qahhar menginvasi Malaka yang dikuasai Portugis. Menurut seorang musafir Portugis, Mendez Pinto, kala itu Aceh memiliki tentara dari berbagai negara, antara lain Turki, Cambay, dan Malabar. Sultan Alauddin juga telah membuka hubungan diplomatik dengan Kesultanan Turki Usmani. Tahun 1562, Sultan mengirim utusannya ke Istanbul untuk membeli meriam dari Sultan Turki.
Aceh gilang-gemilang di bawah kekuasaan Sultan Iskandar Muda. Pada masa kekuasaannya, wilayah Aceh bertambah luas meliputi Sumatera Utara dan Semenanjung Malaya (kini Malaysia). Dengan armada militernya yang disegani, Aceh menguasai perdagangan lada di pesisir Sumatera Barat sampai Indrapura dengan Pariaman sebagai bandar terpentingnya. Sultan Iskandar Muda terus meneruskan perjuangannya mengusir Portugis dari Selat Malaka dan menguasai daerah-daerah penghasil lada. Penaklukan pada masa Iskandar Muda meliputi Pahang (1618), Kedah (1619), Perak (1620), dan kemudian Indragiri dan Batu Sawar, ibu kota Johor.
Sultan Iskandar Muda juga menjalin hubungan baik dengan daerah-daerah taklukannya di Semenanjung Malaya. Putrinya yang bernama Safiatuddin dinikahkan dengan seorang Pangeran Pahang, putra Sultan Ahmad Syah, Sultan Pahang. Kelak Iskandar Muda mewariskan mahkota sultannya kepada menantunya itu, yang setelah menjadi sultan bergelar Sultan Iskandar Tsani.
Sultan Iskandar Muda juga mendirikan Masjid Baiturrahman, masjid megah kebanggaan rakyat Aceh yang menjadi tempat berlindung dari ganasnya ombak tsunami beberapa waktu lalu. Sultan juga menerapkan hukum Islam dengan tegas. Putranya, Meurah Pupok, dihukum rajam olehnya karena terbukti berzina dengan istri seorang perwira kerajaan. “Mati anak ada makamnya, mati hukum kemana lagi akan dicari keadilan”, begitulah ucapnya ketika penasihatnya mempertanyakan kebijakannya itu. Pada masa ini juga hidup ulama dan sufi besar Aceh Syamsuddin as-Sumatrani, yang juga pengikut seorang sufi bernama Hamzah Fansuri. Hamzah menulis syair-syair sufistik berbahasa melayu yang diyakini sebagai syair melayu tertua dan belum ada tandingannya sampai saat ini. Hamzah Fansuri sendiri diduga hidup pada masa Sultan Alauddin Ri’ayat Syah Sayid al-Mukammal..
Mungkin juga belum banyak yang mengetahui bahwa Kesultanan Aceh pernah diperintah selama kurang lebih 58 tahun (1641-1699) oleh empat ratu (sultanah) secara berturut-turut. Keempat sultanah tersebut yakni, Safiatuddin Tajul Alam (putri Iskandar Muda dan janda Iskandar Tsani), Naqiyatuddin Nurul Alam, Inayat Syah, dan Kamalat Syah. Pada masa awal pemerintahan Sultanah Safiatuddin, banyak muncul ketidaksukaan sebagian orang yang tidak menerima kepemimpinan wanita. Di masanya hidup ulama besar Abdur Rauf Singkel sebagai ulama kerajaan menggantikan Nuruddin ar-Raniri yang pergi meninggalkan Aceh ketika Sultanah Safiatuddin naik tahta. Masyarakat Aceh mengenal Abdur Rauf Singkel sebagai Teungku Syiah Kuala, yang namanya diabadikan menjadi nama universitas negeri di Banda Aceh. Sultanah pada masa kekuasaannya juga menggalakkan pendidikan Islam melalui Jami’ah Baiturrahman di Banda Aceh, dan mengirim kitab-kitab karangan ulama Aceh dan Al Qur’an kepada raja-raja Ternate, Tidore, dan Bacan di kepulauan Maluku di samping guru-guru agama dan mubalig.
Kisah kepahlawanan dan keberanian rakyat Aceh melawan pendudukan Kolonial Belanda terekam dalam peristiwa Perang Aceh yang berlangsung selama 31 tahun (1873-1904). Perang ini tercatat dalam sejarah Indonesia dan Belanda sebagai konflik bersenjata terpanjang dan paling berdarah-darah (the longest and bloodiest war in Dutch-Indonesian History). Rakyat Aceh menyebut perang ini sebagai Prang Sabi atau Perang Sabil, yaitu perang di jalan Allah. Para pejuang Aceh beserta ulama dan uleebalang (hulubalang) dengan gagah berani bertempur mengusir pendudukan Belanda dan meyakininya sebagai jihad dalam membela agama dan negara. Salah seorang ulama yang juga sastrawan Aceh bernama Teungku Chik Pantee Kulu menulis syair-syair perjuangan berjudul Hikayat Perang Sabil. Syair-syairnya turut menggelorakan para pejuang dalam jihadnya mengusir musuh.
Pada awalnya, Kesultanan Aceh diakui kedaulatannya oleh Inggris yang menguasai Semenanjung Malaya dan Belanda yang menguasai Jawa dan sebagian Sumatera. Pengakuan ini dijamin oleh Treaty of London (Traktat Sumatera I) tahun 1824. Namun Belanda belum puas karena Aceh masih menguasai sebagian besar perdagangan lada di pesisir Sumatera. Belanda pun gencar menjalin hubungan dengan negara-negara barat lainnya dan akhirnya berhasil membuahkah Anglo-Dutch Treaty (Traktat Sumatera II) pada 1871. Traktat ini memberi keleluasaan bagi Belanda untuk menguasai Aceh dengan kekuatan bersenjata. Apalagi setelah melihat adanya pembicaraan antara utusan Aceh dengan konsul Amerika Serikat di Singapura makin menguatkan alasan Belanda untuk menyerang dan menguasai Aceh. Sebelumnya, Aceh memang sudah membuka hubungan dagang dengan Amerika Serikat. Pada 1790, kapal Amerika Serikat pertama kali berlabuh di Sumatera. Sejak saat itu sampai 1860, diperkirakan terdapat 967 kali perjalanan kapal Amerika ke Sumatera dan membawa hampir separuh dari produksi lada Aceh. Di antara pedagang Amerika Serikat yang datang ke Banda Aceh adalah Elihu Yale, yang namanya menjadi nama sebuah universitas ternama di Connecticut, Yale University.
Begitulah kilas balik Kesultanan Aceh Darussalam, yang kini sebagian wilayah pesisirnya luluh lantak diterpa tsunami. Semoga kejadian ini menjadi sebuah blessing in disguise, hikmah tersembunyi bagi rakyat Aceh. Musibah ini memang banyak menguras air mata kita semua, namun sangat mungkin untuk menjadi turning point, titik balik bagi Aceh dan rakyatnya yang sudah sejak lama dirundung duka dan derita. Kini saatnya menata kembali wilayah-wilayah yang musnah menjadi lebih baik dari sebelumnya. Tengoklah Jerman yang wilayahnya luluh lantak dibombardir tentara sekutu pada akhir Perang Dunia II, kini kembali bangkit menjadi kekuatan ekonomi dunia dan juga pusat pengembangan teknologi tinggi. Sangatlah mungkin bagi Aceh, apabila kita semua bersungguh-sungguh, untuk mengulangi masa-masa keemasannya dan bahkan melebihinya.
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Rabb-mu lah hendaknya kamu berharap.
(QS Alam Nasyrah: 5-8)